Karyawan Hotel di Jabar Mulai Dirumahkan, Okupansi Menurun Gara-gara Virus Corona

Karyawan Hotel di Jabar Mulai Dirumahkan, Okupansi Menurun Gara-gara Virus Corona
0 Komentar

BANDUNG-Akibat merebaknya wabah virus corona atau COVID-19, okupansi atau tingkat keterisian di sejumlah hotel di Jawa Barat (Jabar) mengalami penurunan tajam. Bahkan, akibat penurunan tersebut sejumlah hotel terpaksa mengurangi atau merumahkan karyawannya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia. (PHRI) Jabar, Herman Muchtar menuturkan, tingkat okupansi hotel rata-rata turun hingga 20 persen.

“Turun. Angkanya rata-rata turun tuh 20 persen, itu untuk di Jabar,” kata Herman dalam keterangannya ke awak media, Rabu (11/3).

Baca Juga:Demokrasi dan Nasionalisme Saja Tak CukupPrioritas Pembangunan Infrastruktur Harus Jelas

Menurut dia, hal tersebut sudah marak dilakukan. Namun, dia tidak menyebutkan secara rinci lokasi atau angka pengurangan karyawan hotel yang terjadi di Jabar.

“Sudah, sudah banyak melakukan itu (pengurangan atau dirumahkan). Di Jabar aja, kita belum tahu persis yang mana. Jabar aja yang banyak hotel dan okupansinya turun,” ucap dia.

Meski virus corona belum tuntas dan bahkan bertambah jumlah pasiennya, Herman pun berharap Pemerintah Provinsi Jabar dapat meningkatkan promosi pariwisata dalam negeri.

“Sekarang kita ke luar enggak dan orang banyak di rumah, orang luar masuk juga enggak, ya kita kejar ini adalah promosi dalam negeri yang harus ditingkatkan,” ujar dia.

Sementara di Kota Bandung, Kepala Disbudpar Bandung Dewi Kaniasari menjelaskan, sektor pariwisata menurun sejak Januari hingga kini. Diperkirakan, okupansi hotel saat ini hanya terisi 30 persen. Adapun sebelumnya, pada awal 2019 okupansi dapat mencapai angka 60 hingga 70 persen.

“Saat ini, isu virus corona memang memberikan dampak luar biasa terutama untuk sektor pariwisata. Saat ini, okupansi hotel hanya 30 persen,” kata dia.

Mengantisipasi hal tersebut, Dewi mengaku pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan wisawatan domestik dengan mengajak kerja sama antardaerah untuk tetap mendatangkan wisatawan. Bagaimanapun, sambung dia, sektor wisata masih membantu 30 persen pendapatan asli daerah (PAD) di Kota Bandung.

Baca Juga:Utang BPJS Kesehatan Rp17,5 Miliar ke RSUD Kelas B SubangTanggul Kali Cipunagara Desa Karangmulya Mulai Diperbaiki

“Kita pantau terus soal corona ini, kita juga tetap harus menjaga wilayah kita,” tutur dia.(red/kumparan.com)

0 Komentar