Memaknai Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” Bagian Ke Tujuh Belas Pancasila Way

Memaknai Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” Bagian Ke Tujuh Belas Pancasila Way
0 Komentar

Seri Belajar Filsafat Pancasila ke 24
Oleh: Kang Marbawi

Salam sejahtera untuk saudara sebangsa setanah air!
Indonesia adalah tanah air kita. Tuhan anugerahkan kepada Bangsa Indonesia untuk dirawat, dipelihara dan dimajukan hingga ahir zaman. Indonesia adalah kita. Kita yang lahir, besar dan beraktivitas demi dan atas nama Indonesia. Mari cintai Indonesia dengan tulus murni, bukan mencintai untuk kepentingan pribadi.

Tak terasa sudah tujuh belas bagian kita mendiskusikan makna sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan tujuh belas kali diskusi tidaklah cukup untuk menjelaskan makna yang dalam dan luas dari sila pertama. Sila pertama tidak saja berkaitan dengan pengamalan keber-agama-an seseorang. Sila pertama berkaitan dengan praktik ritual, interaksi antar umat, perilaku ber-agama, keberagaman, ritual beragama, ekspresi keagamaan, pandangan keagamaan (tafsir) seseorang di ruang publik, serta aspek perilaku yang berkaitan dengan implementasi dari ajaran kitab suci semua agama di ruang publik. Sila pertama menjadi penjaga dari implementasi keyakinan dan ajaran semua agama sekaligus menjadi pelindung dari pengamalan keber-agamaan umat semua agama. Namun kadang, sila pertama berhadapan dengan tafsir sepihak dari para juru bicara kitab suci yang tak tulus.

Juru bicara kitab suci -yang tak tulus, seolah lebih penting dari kitab suci itu sendiri. Ajaran cinta dan kasih sayang dalam kitab suci menjadi lusuh oleh rasa kebencian yang tak pernah ragu untuk tampil dimuka. “Kitab suci di tangan para bigot lebih berbahaya ketimbang wiski yang ditenggak seseorang penolong”. Begitu kata Miss Maudie tua dalam novel To Kill a Mockingbird.

Baca Juga:Pengurus ICMI Subang Dilantik, Wabup: Kami Tunggu Ide SegarHari Kedua Operasi Gabungan, Satpol PP Jabar Edukasi Warga Pasar Cikopo dan KBI Purwakarta

Sila pertama dan juga sila-sila lainnya dari Pancasila, memiliki kelindan dengan prinsip keadilan, kemanusiaan, kemerdekaan, hak asasi manusia, persaudaraan, dan kebangsaan. Inilah nilai Bonum Honestum yaitu nilai yang patut dikejar dan dihormati karena dirinya sendiri dan memiliki nilai universal dan general. Nilai-nilai universal tersebut menjadi fondasi dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Janganlah nilai-nilai tersebut tergerus oleh kelompok-kelompok vigilante -penganut kekerasan. Penganut kekerasan juga bisa saja penguasa dan perangkatnya yang melakukan kekerasan atas nama penegakkan aturan dan atau kepentingan penguasa.

0 Komentar