Harta Karun Bernama Haidilao

Harta Karun Bernama Haidilao
0 Komentar

Oleh: Dahlan Iskan

ADA saja jagoan baru. Di tengah ekonomi yang lagi sulit. Namanya: Haidilao (???). Artinya: harta karun.

Rabu kemarin Haidilao go public. Di pasar modal Hongkong. Sukses besar. Meski dikritik keras: terlalu mahal. PE-nya 70! Dapat uang dari pasar modal sampai sekitar Rp 150 triliun.

Jangan kaget. Yang go public itu restoran. Yang didirikan oleh seorang yang tidak lulus SMA: Zhang Yong. Kekayaan restoran itu sekarang Rp 150 triliun. Punya cabang 360. Akhir tahun ini dijanjikan menjadi 400. “Kami akan membuka restoran baru tiap tiga hari sekali,” kata Zhang Yong.

Baca Juga:Ganti Rugi Lahan Terdampak Patimban Capai 80 %Jelang Shalat Jumat, Hutan Bambu Kebakaran

Saya termasuk yang ketagihan makan di Haidilao. Mudah pula mencarinya. Di tiap kota pasti ada. Di Tiongkok sana. Waktu mengajak makan siang para mahasiswa Indonesia di Nanjing pun saya tentukan tempatnya: Haidilao. Pengalaman pertama mereka. ”Hari ini perbaikan gizi,” celetuk mereka. Para anak kost itu.

Di Haidilao kita masak sendiri. Kita pesan kuahnya saja. Boleh yang pedas. Boleh juga tidak. Atau pancinya yang dua kamar: pedas di sisi sini, tidak pedas di sisi sana. Bumbu kuah ini hanya Haidilao yang tahu. Konon campuran 60 bumbu. Sedap sekali. Saya tidak mau bertanya lebih dalam: benarkah 60 bumbu. Takut disuruh menghitung sendiri.

Kuah itu terus mendidih. Di atas api yang menyala biru. Dari kompor gas di bawahnya. Kita tinggal memasukkan makanan mentah kesukaan kita. Aneka sayur, daging sapi, kambing, ayam, aneka mie, aneka tahu, aneka sea food dan apa saja. Tidak ada daging babi.

Banyak jenis restoran yang pakai sistem huoguo seperti itu. Terutama di lingkungan kampung Islam. Yang alat pemanasnya kompor bercerobong tinggi. Yang bahan bakarnya briket. Tapi Haidilao berjaringan. Ramai di mana-mana. Antrenya panjang. Tidak berdiri. Disediakan kursi.

Disediakan pula camilan. Minuman. Tak terbatas. Kalau tidak mengerem diri bisa bahaya: sudah kenyang sebelum makan. Disediakan pula buah. Kadang jeruk kecil-kecil. Yang kita makan berikut kulitnya. Kadang jenis apel kecil-kecil. Sekecil ibu jari.

Disediakan juga charger HP. Pijat refleksi. Dan manikur. Semua itu gratis. Belakangan tambah lagi bisa cetak foto di situ.

0 Komentar