30 Persen BUMDes Tidak Berjalan

30 Persen BUMDes Tidak Berjalan
TAHAP PERENCANAAN: Desa Legonkulon tengah merencanakan pembentukan BUMDes yang bergerak di bidang penjualan sembako atau pamsimas. Sedangkan 30 persen dari total 78 BUMDes di Subang dalam kondisi tidak berjalan. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Bisa Jadi Sumber Pendapatan Desa

SUBANG-Kondisi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Subang tidak menggembirakan. Dinas Pemerintahan Desa (Dispemdes) mencatat, 30 persen dari 78 BUMDes yang terdata di 29 kecamatan dalam kondisi tidak berjalan.

Belum diketahui secara pasti penyebab tidak berkembangnya BUMDes, hanya saja dalam waktu dekat Dispemdes akan segera melakukan pembinaan. Pihaknyapun meminta pemerintah desa agar terus mengembangkan BUMDes. Sebab, dari sisi pembiayaan, sudah disediakan melalui dana desa dari pusat.

Kepala Dispemdes Drs Memet Hikmat mengatakan, BUMDes kebanyakan bergerak di bidang koperasi simpan pinjam, gas elpiji, pupuk, pembayaran telepon, filling dan lainnya.

Baca Juga:Sandiaga Datang, Emak-emak HisterisMantan Komisioner KPK Pimpin Rapat Tim Optimasi dan Singkronisasi Jimat-Akur

“Yang aktif hanya 70 persen, sementara 30 persen kondisinya kembang kempis. Ini yang menjadikan kami terus menerus mengimbau kepada desa agar kembali menggeliatkan usaha BUMDes-nya,” ujar Memet.

Sedangkan untuk membiayai BUMDes, lanjut Memet, desa bisa menggunakan Dana Desa(DD) yang diterima di kisaran Rp40-50 jutaan.

“Informasi dari Kemendes, dana desa tahun 2019 akan naik lagi anggarannya. Akan diarahkan ke pengembangan ekonomi sehingga BUMDes bisa lebih menggeliat. Namun itu masih belum ada juklak juknisnya,” kata Memet.

Dijelaksan Memet, BUMDes yang ada di desa adalah organisasi yang diatur oleh peraturan desa sehingga BUMDes tersebut dipimpin bukan dari pihak pemerintahan desa, tapi pihak lain yang mempunyai jiwa enterprenuer sehingga bisa optimal.

“Strukturnya sederhana hanya ketua, sekertaris dan bendahara. Hasil usaha dari BUMDes tersebut bisa dibagi untuk operasional kegiatan BUMDes dan sebagiannya dan bisa masuk pemdapatan asli desa (PADes). Di Subang sudah ada BUMDes yang menghasilkan PADes sebesar Rp200-500 ribu per bulan,” paparnya.

Sementara itu Desa Legonkulon baru akan merencanakan membentuk BUMDes pada tahun 2019. Sudah mengarah pada beberapa bidang usaha yang akan dilakukan.
Mewakili kepala desa, Sekdes Legenkulon Anisah mengungkapkan nantinya ada beberapa potensi usaha yang bisa dilakukan. Di antaranya pengelolaan Pamsimas serta jual beli sembako.
“Saat ini kan kita sudah ada Pamsimas, tapi karena BUMDes-nya belum jalan, kita belum bisa masuk kesana,” kata Anisah.

0 Komentar