Aplikasi Blended Learning untuk Merangsang pembelajaran Geografi

Aplikasi Blended Learning untuk Merangsang pembelajaran Geografi
0 Komentar

oleh
Tri Palupiningsih,S.Pd (Guru Geografi SMA N 2 Wonogiri)

Pengajaran Tatap Muka Terbatas (PTM), hanya boleh dilaksanakan di dalam kelas dengan waktu yang terbatas. Keaktifan peserta didik yang rendah pada saat PTM membutuhkan solusi cerdas para guru dengan pendekatan dan model pembelajaran tertentu. Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki siswa pada saat belajar (Moh. Uzer Usman, 2009 : 26).

Solusi untuk memacu keaktifan yang diterapkan oleh SMAN 2 di masa pasca pandemi pada pembelajaran Geografi adalah dengan model pembelajaran blended learning. Dwiyogo (2013) menyatakan model pembelajaran blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasi strategi penyampaian pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline) dan komputer secara online (internet dan mobile learning).

Beberapa materi Geografi seperti Pemetaan, penginderaan jauh dan sistem informasi geografis/ SIG dalam praktiknya diperlukan kemampuan mengkombinasikan strategi, metode dan model penyampaian pembelajaran tatap muka, pembelajaran berbasis komputer baik secara offline maupun online.

Baca Juga:RSU Asri Raih Juara Investasi PMDNUrgensi Pengetahuan Mitigasi Bencana di Indonesia

Model pembelajaran blended learning pada pembelajaran Geografi, peserta didik dapat lebih memahami dan mempraktikkan materi yang sedang dipelajari karena peserta didik dapat mempelajari materi melalui kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas, belajar mandiri, aplikasi, tutorial, saling bekerja sama secara langsung, mengirimkan tugas praktik menggunakan media sosial secara individu, serta dapat melakukan evaluasi bersama.

Pada pembelajaran Geografi, materi diberikan dengan model blended learning, dimana guru memancing keaktifan peserta didik dengan memberikan apersepsi, motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan materi secara garis besar. Selanjutnya peserta didik melihat video pembelajaran melaui link dari YouTube dan video pembelajaran yang dibagikan oleh guru di Google Classroom atau di grup WhatsApp.

Dalam materi tersebut guru memberikan garis besar materi dengan media online di kelas. Siswa juga dapat browsing materi tentang cara membuat peta serta mengaplikasikan google maps dalam analisis transportasi/ perjalanan dan mengamati media pembelajaran. Setelah peserta didik memahami, dilanjutkan melakukan diskusi kelompok. Pada saat diskusi peserta didik tetap menjaga jarak dan mematuhi protokol kesehatan. Tiap kelompok melakukan diskusi dan membuat rangkuman hasil diskusi tentang materi pemetaan,PJ dan SIG. Guru menghidupkan dinamika kelompok pada saat diskusi serta membuka sesi tanya jawab tentang materi pelajaran yang telah diamati dan didiskusikan dengan kelompoknya agar tercipta pemahaman terhadap materi pelajaran.

0 Komentar