Bukan Tidak Setuju, Ini Dampaknya jika Kawasan Prostitusi Janem Dibubarkan

Bukan Tidak Setuju, Ini Dampaknya jika Kawasan Prostitusi Janem Dibubarkan
Aktivitas pemeriksaan kesehatan di kawasan prostitusi oleh Yayasan Resik kerjasama dengan Dinas Kesehatan
0 Komentar

SUBANG-Sejumlah kepala daerah berhasil membubarkan tempat prostitusi di daerahnya. Di Kabupaten Purwakarta misalnya, kawasan prostitusi Cilodong berhasil dibongkar di era Bupati Dedi Mulyadi. Kini di tempat tersebut berdiri masjid besar Cilodong yang megah.

Desakan pembongkaran kawasan prostitusi di Subang digaungkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketua DPD PKS T Munandar Hilmi Januari lalu mendesak Bupati Subang agar menutup kawasan prostitusi Janem di Patokbeusi, Pantura.

Kawasan hot spot itu berupa deretan warung yang menjajakan pelayanan plus-plus. Di sana terdapat sekitar 70 warung yang menyediakan sekitar 110 pekerja seks komersial (PSK). Mereka datang dari berbagai daerah di Jabar, termasuk PSK eks Cilodong, Purwakarta.

Baca Juga:Jalur Kalijati-Sagalaherang akan Dibuka, Warga: Pemandangan Bagus, Bisa JualanHujan Deras, Dua Rumah Jebol Diterjang Longsor

Munandar Hilmi menyebut, kawasan prostitusi merupakan salahsatu PR Pemkab Subang yang harus diatasi. Ia mendesak bupati agar segera menutup kawasan prostitusi Janem.

“Tempat prostitusi tersebut bisa membuat kerusakan moral. Ini merupakan ‘PR’ serius bagi Pemkab Subang apalagi keberadaan tempat prostitusi janem sudah lama,” ujar Munandar, Januari lalu.

Tapi ia pun mengakui, tidak mudah menutup Janem. Terdapat permasalahan kompleks dan harus dilakukan pendekatan. Sebab kata dia, keberadaan prostitusi berkontribusi terhadap penularan penyakit HIV/AIDS. Munandar menekankan perlunya edukasi.

Kawasan Janem merupakan wilayah “binaan” Yayasan Resik. Yayasan tersebut fokus dalam melakukan edukasi dan penyuluhan tentang penanggulangan HIV/AIDS kepada PSK.

Relawan Yayasan Reskik Dini Damayanti mengungkapkan, Resik bergerak dalam bidang pencegahan, pendampingan dan penjangkauan penanggulangan HIV/AIDS.

Selama menjalani kegiatan aktivitas pencegahan HIV/AIDS Dini mengakui bahwa PSK di Janem terbilang kooperatif dalam hal pencegahan, pemeriksaan terait dengan penyakit mematikan tersebut.

“Memang terbilang kooperatif. Di sini juga ada posko, kalau ada bantuan seperti kondom disimpannya di sini. Yang dari Pamanukan atau manapun ambilnya di sini,” jelasnya.

Baca Juga:Edarkan Sabu, Oknum Guru Diciduk SatresnarkobaMenyambut Potensi Wisata Mangrove Gegara Menyan (2 Habis)

Mengenai isu pembongkaran, ia mendorong agar kebijakan pembongkaran tersebut bisa dikaji dan dipertimbangkan dengan baik dan benar. Sebab, jika pembongkaran dilakukan dalam waktu dekat tanpa ada pembinaan, hal itu bisa semakin mengkhawatirkan.

“Nantinya banyak yang beralih ke kos-kosan, ke perumahan. Ini yang bahaya, kita sulit mendeteksi. Banyak kok yang ngakunya cuma main ke kos aja, itu susah baik untuk pencegahan maupun pemeriksaan,” jelas Dini.

0 Komentar