Dicekoki Miras, Siswi SMK di Karawang Digilir Empat Pemuda

Kasus pencabulan di subang
0 Komentar

KARAWANG-Dicekoki minuman keras (miras), seorang siswi sekolah menengah (SMK) dicabuli secara bergiliran oleh empat pemuda di salah satu rumah pelaku di daerah Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang.

“Kita telah menangkap pelaku kasus pencabulan secara bergiliran. Ketiga pelaku diantaranya yakni HR (18), EP (20), HS (28). Seorang pelaku berinisial B masih dikejar,” kata Kapolres Karawang, AKBP Aldi Subartono melalui Kasat Reskrim Polres Karawang, AKP Oliestha Ageng Wicaksana, Minggu (12/12).

Oliestha mengatakan, peristiwa tersebut bermula HR membawa korban ke rumah pelaku EP. Kemudian korban didorong hingga korban terjatuh ke kasur lantai. Usai terjatuh dan korban dicabuli HS kemudian secara bergiliran dilanjutkan oleh pelaku B, EP dan HS.

Baca Juga:Banjir dan Angin Puting Beliung Terjang KarawangSuka Merokok? Siap-Siap Cukai Rokok di Indonesia Naik Mulai 2022

“Melancarkan aksinya para pelaku melakukan modusnya, memaksa korban meminum minuman keras (miras),” ungkapnya.

Menurut Oliestha, peristiwa ini terungkap setelah, korban tidak pulang-pulang padahal sudah larut malam. Kemudian, pihak keluarga mendapat informasi keberadaan korban ada di Dusun Blendung dan keluarga segera menjemputnya.

Lanjut Oliestha, saat ditanya oleh keluarganya, awalnya korban hanya diam. Namun setelah didesak oleh ibunya akhinya korban mengakui telah dicabuli oleh HS dan kawan-kawannya, setelah sebelumnya dicekokin minuman keras. Mereka kemudian membuat laporan polisi dengan Nomor : LP/B/1531/XI/2021/SPKT/POLRES KARAWANG/POLDA JAWA BARAT, tgl. 01-11-2021.

“Setelah dilakukan penyelidikan, kami awalnya menangkap HR di rumahnya. Tim kemudian bergerak ke pelaku lainnya dan berhasil menangkap EP dan HS. Kita masih memburu 1 pelaku lainnya berinisial B,” ungkapnya.

Para pelaku dikenai Pasal 81 atau 82 UU RI No. 17 tahun 2016 tentang penetapan PERPPU No. 1 tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas UU RI No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menjadi undang-undang. Dengan ancaman maksiman 20 tahun penjara.(aef/vry)

0 Komentar