Kejar Target, Pembudidaya Kolang Kaling Cari Bahan Baku hingga Naik Gunung dan Masuk Hutan

Kejar Target, Pembudidaya Kolang Kaling Cari Bahan Baku hingga Naik Gunung dan Masuk Hutan
SIAP DIOLAH: Buah aren yang siap diolah menjadi kolang kaling. Menjelang Bulan Ramadan, saat yang tepat mendongkrak produksinya. DAYAT ISKANDAR/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Para pelaku usaha pengolahan kolang kaling yang berbahan dasar buah aren, menjelang Ramadhan mulai menggenjot produksinya dari hari hari biasa. Hal tersebut cukup beralasan, mengingat buah nan putih menawan ini, menjelang puasa biasanya diburu kaum ibu, untuk diolah dijadikan aneka panganan, atau minuman sebagai penyegar saat berbuka puasa.

LAPORAN: DAYAT ISKANDAR, Bojong-Purwakarta

Rohendi (38) warga Kampug Saluyu Rt 01 Rw 01 Desa Pawenang Kecamatan Bojong Purwakarta menjadi salah satunya pembudidaya kolang kaling. Rohendi sudah malang melintang selama 5 tahun di usaha mengolah buah aren, sangat mahfum betul moment jelang Ramadhan berarti mendulang rupiah baginya.

Dalam sehari, Rohendi mengaku mampu memproduksi kolang kaling sebanyak 5-7 kwintal. Dalam memproses kolang kaling sebanyak itu, Rohendi dibantu enam kerabat dekatnya sebagai karyawan tetapnya dengan upah borongan.

Baca Juga:Ali Bonang Layangkan Sapta Tura KarmaGedung Sekolah di Subang Butuh 465 Ruang Kelas Baru

“Saya mengelola usaha rumahan dengan mengolah buah aren menjadi kolang kaling. Itu sudah saya lakukan selama lima tahun, tanpa henti,” terangnya mengawali bincang bincangnya dengan HU Pasundan Ekspres, Kamis (2/5).

Memproduksi kolang kolang sebanyak 5-7 kwintal per hari, Rohendi mengumpulkan buah aren ke berbagai pelosok hutan dan gunung di Purwakarta. “Untuk mencari buah aren. Saya sampai masuk hutan dan naik gunung, bahkan sampai ke Gunung Parang Kecamatan Tegalwaru,” terangnya.

Demi kelancaran pengumpulan itu, Rohendi pun membayar tukang angkut dan pemetik buah aren yang sudah terbiasa memetiknya. “Maklum pak, kalau buruh yang belum terbiasa memetik buah aren, biasanya mereka suka mengeluh gatal-gatal.

Sedikit saja getah nempel dikulit, dipastikan akan gatal gatal. Kalau kami sudah biasa. Kalau terasa gatal, biasanya cukup dioles dengan gula merah dicampur minyak kelapa, lalu diusap usap pakai Ijuk. 5 menit juga sembuh,” tutur Rohendi.

Saat ini, Rohendi masih menjajaki pasar. Harga menjelang Bulan Ramadhan, permintaan bakal tinggi, kesempatan baginya untuk menaikan harga jual. “Hari ini kita jual per Kilogram. Kolang kaling siap bersih per kilogram Rp 10 ribu, bisa jadi kalau bulan puasa naik menjadi Rp 12.000 per Kg,” lanjut Rohendi.

Saat mengumpulkan buah aren, Rohendi kerap merogoh modal. Meski buah aren tumbuh di hutan dan gunung, itu tetap ada pemiliknya. “Untuk satu manggar buah aren, saya beli Rp 30.000. Biasanya dalam satu manggar, bisa menghasilkan 30 Kg kolang kaling,” ungkapnya.

0 Komentar