Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kembangkan Singkong Unggul Khas Subang

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kembangkan Singkong Unggul Khas Subang
VERRY KUSWANDI/PASUNDAN EKSPRES PANEN SINGKONG: Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati dan Plt.Bupati Subang ating Rusnatim bersama Camat Ciater Ahmad Hidayat saat panen perdana demplot singkong unggulan di Desa Palasari Kecamatan Ciater, Kamis (8/11).
0 Komentar

SUBANG-Sektor pertanian merupakan penunjang utama perekonomian Kabupaten Subang, Jawa Barat. Salah satu komoditas unggulan dari Subang di antaranya adalah ubi kayu atau singkong (manihot esculenta crantz).

Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Subang tahun 2017, luas lahan singkong di Subang mencapai 891 hektare dengan hasil produksi mencapai 11 ribu ton. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui Pusat Penelitian Bioteknologi memiliki koleksi bibit singkong unggul, yang telah diujicoba di tiga desa di Kabupaten Subang yakni Palasari, Cijengkol, dan Sagalaherang sejak awal tahun 2018.

Kebutuhan singkong di Indonesia terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya pemanfaatan, sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri. Ketersediaan bibit unggul dan teknologi pengolahan pasca panen khususnya untuk produk pangan sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan potensi nilai ekonomi singkong.

Baca Juga:Masuki Hari Ke-9 Operasi Zebra Lodaya, 500 Kendaraan Terjaring RaziaBantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) Dipangkas untuk Pilkada

“Singkong merupakan salah satu komoditas pangan karbohidrat yang sangat potensial dalam mengatasi masalah pangan nasional karena dapat dikonsumsi langsung maupun untuk bahan baku industri,” jelas Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati. “Tanaman ini secara alami dapat tumbuh pada rentang jenis tanah yang luas termasuk lahan marjinal sehingga dapat berproduksi di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi,” tambahnya.

Enny menuturkan, singkong unggul yang dikembangkan LIPI dapat digunakan sebagai penambah nutrisi vitamin A, karena mengandung beta karoten serta mempunyai kadar gula rendah. “Singkong unggul hasil penelitian LIPI dapat mengatasi masalah kekurangan gizi seperti stunting atau kekerdilan dan aman untuk penderita dikonsumsi penderita diabetes,” terangnya.

Enny menjelaskan, singkong mempunyai nilai ekonomi tinggi jika diolah menjadi mocaf atau modified cassava flour. Pemanfaatan singkong diperluas sebagai produk pangan fungsional untuk memenuhi kecukupan gizi dengan memanfaatkan jenis yang memiliki kadar nutrisi unggul seperti beta karoten. “Mocaf dapat digunakan untuk berbagai produk olahan pangan dibanding tepung ubi kayu biasa dan dapat disimpan dalam waktu lama sebagai cadangan bahan pangan,” ujarnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Syamsidah Rahmawati menjelaskan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI memiliki koleksi singkong unggul dari hasil seleksi dan hasil perakitan bibit unggul yang telah dikarakterisasi dengan pendekatan genetik (genotip), identifikasi morfologi (fenotip) dan diuji daya hasilnya di beberapa daerah seperti di Bogor, Salatiga, Gunung Kidul, hingga Merauke.

0 Komentar