Menguak Misteri Jejak Kuda Bersayap di Gunung Cupu

Menguak Misteri Jejak Kuda Bersayap di Gunung Cupu
ASRI: Gunung Cupu tampak asri dari kejauhan. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Dulu Tempat Pertapaan, Kini jadi Wisata Mendaki

Keberadaan Gunung Cupu sudah dikenal masyarakat Kabupaten Purwakarta. Namanya sangat familiar di kalangan penggemar hiking. Namun, tak banyak yang mengetahui sejarah dan mitos yang melekat di gunung ini.

ADAM SUMARTO, Purwakarta

GUNUNG Cupu adalah gunung dengan kontur tanahnya yang penuh dengan bebatuan. Gunung ini pun terkesan biasa saja layaknya gunung batu pada umumnya. Tak ada hal menarik di balik namanya yang terdengar unik di kalangan milenial.
Namun, karena dianggap biasa, justru semakin menarik untuk menguak misteri atau cerita apa yang dimiliki gunung ini. Dan ternyata ada sejarah berbalut mitos menarik yang melekat di gunung berketinggian 333 meter di atas permukaan laut ini. Terlebih keberadaan jejak kuda misterius yang terjejak di salah satu batu di puncaknya.

Gunung Cupu terletak di antara dua kecamatan yaitu, Desa Anjun, Liunggunung, Kecamatan Plered serta, Desa Cianting dan Cianting Utara di Kecamatan Sukatani.

Baca Juga:Kejari Purwakarta Musnahkan 50 Kg GanjaAqua Subang dan Javlec Perkuat Sub DAS Cipunagara

Nama Cupu sendiri ternyata berasal dari nama penunggu gunung tersebut yang merupakan sosok makhluk gaib.

“Gunung Cupu ini ada yang menunggu, nama penunggunya, Cupu Manik,” kata seorang sesepuh bernama Wira Atmaja (85), saat ditemui di kediamanya di Kampung Cianting RT 3 RW1 Desa Cianting, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, Jumat (13/12).

Pria tua yang biasa disapa Ki Irat ini menuturkan, dahulu kala Cupu Manik atau yang pada zamannya akrab disapa Eyang Dalem Cupu Manik ini memiliki seekor kuda bersayap atau Pegasus.

Kuda tersebut seringkali terbang ke sana kemari, seperti dari Gunung Hejo ke Gunung Cupu. Hingga sampai saat ini jejak kaki kuda tersebut masih nampak jelas di bagian puncak gunung tersebut.

“Pada suatu waktu anting yang digunakan kuda ini jatuh di suatu lokasi yang saat ini dikenal menjadi Desa Cianting,” ucap Ki Irat.
Ki Irat yang sempat profesi sebagai seorang dalang wayang golek di tahun 1940an ini pun menyebutkan, di puncak Gunung Cupu terdapat sebuah gua kecil yang konon sering dijadikan sebagai tempat pertapaan, baik oleh warga sekitar maupun warga yang berasal dari Kabupaten Purwakarta, dan bahkan luar Purwakarta.

0 Komentar