Ratno Hartono Caleg PAN yang Bertarung dengan Istrinya Sendiri

Ratno Hartono Caleg PAN yang Bertarung dengan Istrinya Sendiri
KOMPAK DAN SUPPORT: Meski sempat bertarung berebut suara di Dapil yang sama, Ratno Hartono dan Iin Indrawati tetap saling support. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Partai dan Dapil yang Sama Rebutan Suara

Ada hal yang unik dari kontestasi Pileg 2019 di Dapil IV Subang. Caleg Partai Amanat Nasional (PAN) Ratno Hartono yang diprediksi telah mengamankan satu kursi di DPRD Subang, ternyata sempat bertarung dengan istrinya Iin Indrawati. Uniknya istrinya pun terdaftar di Dapil serta partai yang sama.

LAPORAN: YOGI MIFTAHUL FAHMI, Blanakan

Ratno Hartono dan sang istri Iin Indrawati hanya berbeda nomor urut saja di Dapil IV yang meliputi Ciasem, Blanakan dan Patokbeusi.

“Iya betul kemarin secara tidak langsung, sempat bertarung di dapil yang sama dan partai yang sama. Saya no 1 Istri Nomor 4 di Partai,” kata Ratno.

Baca Juga:Samsat Maksimalkan Program Zonita PamorH Sofyanudin: Bersyukur Enam Kursi Capaian Tertinggi PKB

Namun dari hasil sementara yang diperolehnya dari tim dan relawan, hanya mengantarkan Ratno menuju DPRD Kabupaten Subang. Sebab, PAN hanya meraih 1 kursi dari Dapil IV. “Meski begitu istri juga senang dan terharu. Terus mensupport saya,” ucap Ano sapaan akrabnya.

Ia bercerita, saat kampanye, ia juga beberapa kali melaksanakan kampanye secara bersama-sama dengan istrinya. “Pernah kampanye bareng. Saat ketemu temen-temennya, ibu-ibu, dia saja saranin coblos saya, tapi ujungnya coblos dia juga,” ceritanya.

Sementara itu mengenai kesempatanya di DPRD Subang, Ratno menyebutkan, dorongan dari keluarga serta pamannya yang saat ini merupakan Anggota DPRR Kabupaten Subang. Ia didorong untuk melanjutkan pengawalan aspirasi pembangunan infrastruktur, ekonomi maupun mental di Dapil IV khususnya di Kecamatan Blanakan.

“Saya didorong oleh paman saya untuk melanjutkan di sini. Alhamdulillah berdasarkan hitungan internal kita masuk. Tapi saya tetap akan menunggu dulu hasil resmi dari KPU,” ucap Ano.

Selama perjalanan sosialisasi ia mendapat pelajaran berharga dalam analogi beras. Menurutnya, ketika punya satu liter beras dan dalam satu ruangan berisi 20-30 orang. Tidak mungkin menurutnya, jika beras tersebut dibagi rata yang kemungkinan segenggam beras dibawa pulang.

“Saat sampai rumah pun tidak bisa dimasak, tapi kalau beras itu dimasak ajdi nasi dan dibagikan atau dimakan dalam satu ruang, semuanya akan merasakan meski tidak banyak, semua bisa menikmati,” jelasnya.

0 Komentar