Satu Pelajar Meninggal karena DBD, Warga Diimbau Lakukan Pola 3M+

Satu Pelajar Meninggal karena DBD, Warga Diimbau Lakukan Pola 3M+
PRIHATIN: Dinkes mengimbau masyarakat untuk melakukan 3M+ guna mencegah DBD. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Seorang pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) meninggal akibat diserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan penyakit penyerta. Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dengan DBD dan melakukan pola 3M+.

Kabid P2P Dinkes Subang dr Maxi mengatakan, cuaca yang tidak bersahabat menjadikan dampak DBD semakin berbahaya. Menurutnya, ini harus menjadi perhatian serius karena nyamuk elit yang hidup di air bersih bisa menyerang. Jika korbannya tidak segera dilakukan penanganan dengan cepat, akan berbahaya. “Dengan cuaca saat ini, masyarakat harus tetap waspada DBD,” ujarnya.

Bahaya DBD, Maxi menuturkan, pihaknya mendapatkan laporan pada hari Senin tanggal 18 Maret 2019, ada pelajar SMA yang meninggal karena diduga terkena DBD. Selain itu, pasien ada juga penyakit penyerta, yaitu kelainan pada mata. “Korban bernama Ihsan Saputra (17) warga Desa Tambakan RT 12 RW 03 yang didiagnosa dari skunder DBD dan primernya kelainan pada mata,” tuturnya.

Baca Juga:Warga Binong Dukung Putra Daerah Menuju SenayanDinas Sosial Anggarkan Rutilahu Rp3 Miliar

Dijelaskan dr Maxi, masyarakat sangat diimbau untuk membersihkan parit-parit karena cuaca hujan yang terus menerus, seperti air yang tergenang. Hal tersebut sangat berdampak terhadap masyarakat yang berada di dalam rumah, karena tempat penampung air di kulkas, pot bunga, tempat minum burung dan lainnya harus dilakukan langkah 3M+.

“Langkah 3M+ yaitu mengubur, menguras, menutup dan memakai kelambu juga lotion anti nyamuk. Ini harus dilakukan pembersihan, mengingat potensi air tergenang di musim seperti ini sangat tinggi,” imbuhnya.

Jika melihat data DBD, dr Maxi menjelaskan, dari tahun ke tahun selalu ada korban DBD. Tahun 2014 ada 8 orang, 2015 ada 9 orang, tahun 2016 ada 9 orang, tahun 2017 nihil, tahun 2018 ada 1 orang dan di tahun 2019 (Januari – Maret ) ada 1 orang. Selain mengimbau melakukan 3M+, Dinkes juga akan terus melakukan fogging, jika ditemukan ada suspect di suatu daerah. “Selain menghimbau 3M+, kita gencar melakukan fogging juga di bebarapa daerah di Kabupaten Subang,” jelasnya.

Sementara itu, warga perumahan Buana Subang Kencana Diana Susilawati (28) mengatakan, dirinya menginginkan agar perumahan dilakukan fogging, dikarenakan nyamuk aedes agyepti senang tinggal di daerah yang bersih. “Tolong fogging juga dan kasih bubuk abate untuk mencegah DBD,” tandasnya.(ygo/vry)

0 Komentar