Sinta Nuriyah Wahid Suarakan Toleransi dan Redam Kobaran Api Kebencian

Sinta Nuriyah Wahid Suarakan Toleransi dan Redam Kobaran Api Kebencian
SAUR BERSAMA : Ibunda Shinta Nuriyah Abdurahmad Wahid, saat memberikan tausyiah kebangsaan dihadapan peserta saur bersama. INDRAWAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Road Show Sahur dan Buka Puasa Bersama

Istri dari Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid, Dra Hj Sinta Nuriyah Wahid M.Hum, mengunjungi Kabupaten Purwakarta dan Subang. Di Purwakarta Ibu Sinta sahur di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta, Sabtu (11/5). Sementara di Subang, di Lapangan Tenis GOR Subang bersama sejumlah pejabat dan masyarakat sekitar, Minggu (12/5).

LAPORAN: ADAM SUMARTO-INDRAWAN, Purwakarta-Subang

Kedatangan mantan Ibu Negara ini disambut Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin DR KH Abun Bunyamin MA beserta ratusan santri pesantren modern itu. Lawatan Sinta ke Purwakarta sejatinya dalam rangka roadshow sahur dan buka puasa bersama warga di Aula Desa Wanasari, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Namun, beliau menyempatkan silaturahmi ke Al-Muhajirin.

Di ponpes tersebut Sinta menyuarakan toleransi di hadapan ratusan santri putri. Dirinya menyebutkan, Indonesia tak bisa lepas dari keragaman. “Ini sesuai dengan semboyan Bhinneka tunggal Ika,” ujarnya.

Baca Juga:Diduga Terlibat Jaringan Teroris, Densus 88 Sergap Tukang Bubur360 Liter Tuak Disita, Diproduksi di Tiga Rumah

Karena itu pula, sambungnya, masyarakat Indonesia harus mengutamakan toleransi dan saling menghargai. “Tidak boleh saling fitnah, gontok-gontokan, saling hujat,” katanya.
Dijelaskannya, Bulan Suci Ramadan adalah momen toleransi. “Itu pula sebabnya setiap Ramadan, pada malam hari menjelang sahur, saya suka keliling ke pasar, terminal atau stasiun,” ujarnya.

Tujuannya, kata Sinta, untuk sahur bersama kaum dhuafa. “Ini sudah saya lakukan sejak 20 tahun lalu. Sahur bersama kuli bangunan, tukang becak, dan lainnya. Dan ini pula yang menjadi kebiasaan Almarhum Gus Dur,” ucapnya.

Lebih lanjut Sinta mengatakan, sahur keliling mau pun buka puasa bersama mengandung nilai-nilai silaturahmi. “Saya juga bisa saling berbagi kebahagiaan dan pengalaman bersama mereka (kaum dhuafa, red),” kata Sinta.

Ibu Sinta mengaku sangat senang bersilaturahmi, berbagi pengalaman hidup bahkan dengan dengan mereka yang kurang beruntung secara nasib, tidak memandang suku, budaya dan agama dengan siapapun. “Secara umum, acara sahur bersama yang bertemakan dengan berpuasa kita redam kobaran api kebencian dan hoax itu, banyak memberikan pelajaran mengenai toleransi, saling menghormati dan perdamaian,” ungkapnya.
Sementara itu, KH Abun Bunyamin mengatakan, pesantren merupakan habitat dan bagian dari kehidupan Sinta Nuriyah Wahid. “Karena itu, setiap kunjungan ke suatu daerah, beliau pasti menyempatkan ke pesantren,” ujarnya.

0 Komentar