Ziarah Kubur, Tradisi Mendoakan yang Sudah Tiada dan Mengingat Kematian

Ziarah Kubur, Tradisi Mendoakan yang Sudah Tiada dan Mengingat Kematian
0 Komentar

SUBANG – Bagi sebagian umat muslim di beberapa daerah termasuk di Subang, menjalani ritual ziarah kubur sebelum memasuki ramadhan sudah menjadi ritual tahunan yang kerap dijalani.

Tengok saja beberapa pemakaman umum seperti TPU Dungus Wiru misalnya, masyarakat sudah ramai sejak pagi hingga sore hari memenuhi pemakaman ini untuk melakukan ziarah.

Banyak hal yang mereka lakukan, dari mulai bersih-bersih area makam sanak saudara yang diziarahi, hingga berdoa di sana.

Baca Juga:Sambut Ramadan, Warga Desa Wantilang Gelar Pawai OborSelang Dua Hari, Sungai Tarum Timur Telan Korban Lagi

Salah seorang warga yang pasundan ekspres temui sedang ziarah di TPU Dungus Wiru, Rahmat Sobri menjelaskan bahwa ziarah kubur menjelang ramadhan merupakan tradisi di keluarganya saja, atau mungkin di sebagian kalangan umat Muslim, khususnya di Indonesia.

Karena menurutnya mengunjungi sanak saudara baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal tidak dibatasi waktunya.

“Ya memang sudah tradisi dari keluarga saja, keluarga kami percaya tali silaturahmi itu mesti dibangun bahkan hingga alam yang berlainan, kita dituntut percaya pada dunia kubur, ada kehidupan di sini, makanya kalau masuk area pemakaman harus mengucapkan salam juga, sekaligus untuk mengingatkan kita pada kematian itu sendiri,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan kalau ziarah kubur sebaiknya dilakukan setiap hari Jumat, bukan hanya menjelang bulan suci saja, namun karena momentumnya dianggap pas oleh sebagian masyarakat, maka kebanyakan biasanya ramai peziarah kubur itu waktunya ketika akan memasuki bulan suci, dan saat lebaran.(idr/man)

0 Komentar