Banjir di Jakarta, Calon Wisatawan Batal ke Lembang

Banjir di Jakarta, Calon Wisatawan Batal ke Lembang
SEPI: Pengelola Terminal Wisata Grafika Cikole mengalami penurunan jumlah reservasi pengunjung antara 20-30 persen. EKO SETIONO/PASUNDAN EKPRES
0 Komentar

Penurunan Reservasi 20-30 Persen

BANDUNG BARAT-Sektor pariwisata di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung terkena imbas banjir Jakarta. Calon wisatawan menunda, bahkan membatalkan kunjungan akibat sejumlah ruas jalan di ibu kota tak dapat dilalui karena genangan air yang cukup tinggi.

Salah satunya dirasakan pengelola Terminal Wisata Grafika Cikole yang mengaku mengalami penurunan jumlah reservasi pengunjung antara 20-30 persen. Hal ini terjadi karena rata-rata calon pengunjung berasal dari kawasan Jabodetabek yang kini tengah di terjang banjir.

“Akibat dampak banjir Jakarta, banyak calon pengunjung yang cancel atau reschedule (menjadwal ulang) kunjungan wisata. Presentasinya maksimal sekitar 30 persen,” kata General Manajer Grafika Cikole, Sapto Wahyudi, Jumat (28/2).

Baca Juga:Wujudkan Kedaulatan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian Republik Indonesia Miliki Program KostrataniBernazar Berenang di Sungai Citarum yang Berujung Maut

Pihaknya bisa mengerti dan tak menyalahkan calon pengunjung karena hal ini akibat faktor alam. Sapto juga mengakui, cuaca buruk serta bencana alam yang terjadi di wilayah Lembang dalam kurun waktu setahun terakhir sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke ke Grafika.

“Contohnya saat erupsi Tangkuban Parahu, waktu itu kami sempat mengalami penurunan jumlah pengunjung cukup drastis. Meski erupsi tidak ada dampak ke kita, image dari peristiwa itu memberikan imbas yang cukup signifikan,” bebernya.

Turunnya kunjungan wisatawan juga diperparah akibat tingkat kepadatan lalu lintas terutama saat akhir pekan dan libur panjang di Lembang.

“Kemacetan juga sangat berdampak. Sejak dibuka objek wisata baru di Lembang, orang-orang jarang berkunjung karena mungkin mereka sudah lelah dengan kemacetan saat di perjalanan,” ungkapnya.

Selain faktor cuaca serta kemacetan, pengusaha juga mengeluhkan turunnya tamu yang menginap. Dia menjelaskan, hal ini terjadi karena banyak villa atau rumah pribadi yang difungsikan sebagai home stay yang berdiri dekat dengan objek wisata.

“Sangat berpengaruh, kami harap pemerintah bisa menertibkan bangunan-bangunan yang bukan peruntukannya. Banyak contohnya, bukan hanya di Lembang, hotel dan restoran di kawasan Cipanas Cianjur juga mengeluh, hampir 50 persen pangsa pasar kita terambil oleh pengelola home stay ini,” jelasnya.(eko/ysp)

0 Komentar