Dedi Setiadi: Beternak Sapi Perah Miliki Prospek yang Luas

Beternak Sapi
Ketua KPSBU Lembang, Dedi Setiadi
0 Komentar

LEMBANG-Beternak sapi perah memiliki prospek yang bagus dan terbuka cukup luas, karena kebutuhan susu nasional baru terpenuhi sekitar 20 persen.

Ketua Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Dedi Setiadi mengatakan, memelihara sapi perah sangat menjanjikan dan memiliki kepastian dari berbagai aspek, mulai dari kepastian harga, pasti laku dan pasti dibayar.

“Berbeda dengan sayuran yang selalu menghadapi harga berbeda setiap panen, terkadang sayuran tidak terjual karena harganya jatuh. Pada pandemi Covid-19 seperti saat ini saja, harga susu sapi tetap stabil dan tetap dibutuhkan masyarakat karena kandungan nutrisinya yang tinggi,” ucapnya, Kamis (16/7).

Baca Juga:Tahun Ajaran Baru, Sekolah Terapkan Sistem DaringMenjelang Bebas dari LP Sukamiskin, Simpatisan Siap Sambut Nurlatifah

Dia membeberkan, saat ini harga beli susu dari peternak termurah Rp5.600 per liter dan harga tertinggi Rp6 ribu per liternya. Rata-rata sapi perah per harinya bisa menghasilkan susu mulai dari 15 liter hingga 30 liter, tergantung perawatan dan kualitas sapi itu sendiri.

“Untuk penghasilan setiap peternak pasti berbeda-beda karena memiliki perhitungan masing-masing karena ada biaya operasional dan sebagainya. Akan tetapi secara hitungan kotor setiap bulan untuk satu sapi hasilnya bisa diketahui,” beber Dedi.

Peternak dituntut mampu menjaga konsistensi

Untuk mendapatkan penghasilan maksimal, lanjut Dedi, tentunya para peternak dituntut mampu menjaga konsistensi dalam memelihara sapi. Mulai dari menjaga kesehatan sapi, peralatan, menjaga kebersihan dan sanitasi kandang. “Kalau sapi nyaman sudah pasti sehat dan produksi dan kualitas susu akan meningkat dengan harga beli tinggi. Pada akhirnya kesejahteraan para peternak akan meningkat,” urainya.

KPSBU sebagai rumah bersama bagi para peternak sapi, selalu memberikan dukungan dan bimbingan agar kondisi sapi dan produktifitas susu yang dihasilkan maksimal. Satuan Kerja Terkecil (SKT) dan bagian lainnya selalu turun ke lapangan dan melakukan evaluasi mingguan. “Kalau peternak tidak konsisten dalam memelihara sapi akan terlihat dari susu yang dihasilkan, baik dari kualitas maupun kuantitas. Saat itu petugas penyuluh lapangan akan mendatangi peternak agar ada perbaikan,” jelas Dedi.

Dedi menyatakan, selama ini peternak sapi perah sangat mempengaruhi roda perekonomian secara luas. Dengan meningkatnya kesejahteraan peternak, maka sektor ekonomi masyarakat sekitar juga ikut berputar.

0 Komentar