Kemarau Ancam Produksi Pertanian di Lembang

Kemarau Ancam Produksi Pertanian di Lembang
MENYIRAM: Yayan salah seorag petani di Lembang menyiram tanaman lettuce yang membutuhkan debet air lebih banyak. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Petani Keluarkan Biaya Ekstra

LEMBANG-Cuaca panas mulai dirasakan sejak beberapa pekan terakhir di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Instensitas hujan juga sudah mulai berkurang membuat para petani sedikit khawatir.

Pasalnya, musim kemarau akan sangat berdampak pada sektor pertanian, khususnya tanaman lettuce yang membutuhkan banyak penyiraman. Selain menghambat pertumbuhan, kurangnya penyiraman bisa menyebabkan munculnya hama tanaman.

Yayan, salah seorang petani di Lembang mengakui, musim kemarau adalah masa yang cukup sulit bagi petani karena kebutuhan pengairan meningkat tiga kali lipat dibanding musim hujan. “Kalau musim hujan paling hanya sekali penyiraman, tapi di musim kemarau bisa tiga kali soalnya tanaman cepat kering karena terkena sinar matahari langsung,” katanya, Selasa (11/6).

Baca Juga:Posko Pengaduan THR Tak Terima Laporan Perusahaan MelanggarPasca Libur Lebaran, Ratusan Ton Sampah Masih Menumpuk

Kalaupun ada sungai yang memiliki mata air, menurut dia, volume debit air tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat untuk menanam bermacam jenis pertanian. Untuk menyiasati keterbatasan air, Yayan bersama petani lainnya harus mengeluarkan biaya ekstra dengan menyewa pompa air. “Soalnya, jarak sumber air dengan lahan pertanian cukup jauh. Kalau diambil secara manual akan menyita waktu dan tenaga,” tuturnya.

Dia menjelaskan, sejak sebulan lalu para petani sudah menanam sayuran lettuce dan dua minggu ke depan siap dipanen. Namun, jika hama menyerang maka dipastikan tanaman akan rusak sehingga berdampak terhadap harga jual di pasaran.

Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkapkan, saat ini musim kemarau hampir merata terjadi di seluruh daerah di Jawa Barat. “Secara umum, kondisi cuaca setiap hari di wilayah Bandung dan sekitarnya hingga sepekan ke depan adalah cerah hingga cerah berawan,” ungkap Kepala BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya.

Meski demikian, lanjut dia, potensi turun hujan yang disertai petir dan angin kencang diprediksi tetap bisa terjadi pada sore hari di sebagian wilayah Bogor, Sukabumi, Bandung, dan Cianjur. Untuk suhu udara di wilayah Bandung Raya rata-rata maksimum 30,4 derajat Celcius dan minimum 18,2 derajat Celcius.

Sedangkan puncak musim kemarau tahun ini akan terjadi pada bulan Agustus hingga September. Tony mengimbau masyarakat waspada terhadap dampak musim kemarau. Terlebih di daerah yang rentan mengalami kekeringan, kebakaran lahan dan hutan. “Masyarakat juga diminta waspada akan adanya krisis ketersediaan air bersih,” lanjut Tony. (eko/sep)

0 Komentar