Kisah Nabila si Pemulung Rongsokan, Mengais Rezeki Sendiri hingga Dibully

Kisah Nabila si Pemulung Rongsokan, Mengais Rezeki Sendiri hingga Dibully
BERI MOTIVASI: Anggota Satlantas Polres Cimahi beri motivasi kepada Nabila saat mengunjungi di kediamanya, Selasa (16/4). ASEP IMAM MUTAQIN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

BATUJAJAR-Nabila (12) warga Kampung Cibodas RT 03 RW 07 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat (KBB), menjadi terkenal setelah viral di media sosial atas perlakuan bullying dari teman-teman sekolahnya. Atas keberanianya melawan sikap tidak terpuji teman-temanya itu, ribuan netizen memberikan dukungan kepada anak yang sudah ditinggal oleh orang tuanya sejak bayi tersebut.

Kisah hidup Nabila bermula dari sebuah video yang didalamnya terjadi adu bicara antara Nabila dengan teman-temannya. Dalam video tersebut, Nabila di bully oleh teman-teman sekolahnya karena sepatu Nabila terinjak. “Saya mah beli sepatu harus jual barang rongsokan dulu, kalian mah beli sepatu uang dari orang tua,” kata Nabila dalam kutipan video tersebut.

Ketika ditelusuri, tidak mudah perjalanan hidup Nabila yang kini hanya tinggal bersama kakeknya Cece (70) dan Ira (70). Untuk membantu kakek dan neneknya yang sering sakit-sakitan itu, Nabila harus berjuang mengumpulkan barang-barang rongsokan selepas pulang dari sekolah.

Baca Juga:TPS Suasana Kampung Halaman ala Warga CililinPrabowo-Sandi Unggul di TPS Aa Umbara

Dia pun harus merelakan waktunya untuk tidak bermain lebih banyak diluar seperti kebanyakan anak-anak seusianya. Demi rupiah, Nabila harus keliling kampung selama dua jam untuk mencari barang rongsokan.”Saya mencari barang bekas untuk dijual agar biasa membiaya kakek sama nenek, juga bisa membahagiakan mereka. Saya punya cita-cita ingin jadi dokter agar bisa mengobati kakek sama nenek yang sekarang lagi sakit,” kata Nabila saat ditemui di rumah kakeknya, Rabu (17/4).

Nabila saat ini tercatat sebagai siswa kelas 6 di SDN 1 Cibodas. Untuk kebutuhan sehari-hari, Nabila harus mencari barang rongsokan untuk dijual. Terkadang, hasil penjualan barang-barang bekas itu untuk biaya berobat kakek Cece yang sakit pada saluran kencing sejak enam bulan terakhir dan nenek Ira yang sakit jantung. “Biasanya pulang sekolah Nabila suka cari barang rongsokan keliling kampung atau sekitar rumah selama dua jam. Nanti sore dilanjutkan lagi. Barang-barang rongsokan yang didapat biasanya sampai dua karung, dan setiap Sabtu saya jual, kadang dapat Rp 25 ribu atau Rp 30 ribu,” ungkapnya.

Nabila mengaku kesal kepada teman-temannya yang sering mengejek kakeknya. “Abah kan sakit, sakitnya susah kencing. Teman-teman di kelas suka mengejek abah. Saya sempat kesal ditambah mereka mengerjai sepatu saya,” kata Nabila.

0 Komentar