PAD Turun Drastis, Sektor Wisata Jadi Harapan

Sektor Wisata
DIWAWANCARA: Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna saat diwawancarai awak media terkait penurunan Pendapatan Asli Daerah di Lembang, kemarin. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

NGAMPRAH-Pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) melenceng dari target akibat dampak Pandemi Covid-19. Berdasarkan data Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) KBB, target pajak dari sektor PAD I tahun 2020 yaitu sebesar Rp 165 miliar yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan.

Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna mengatakan, pihaknya sudah bersyukur jika pada tahun ini hanya bisa mendapatkan PAD setengahnya dari yang ditargetkan.

“PAD sudah pasti menurun, drastis penurunannya. Sekarang mudah-mudahan bisa tercapai 50-60 persen dari target, itu sudah bagus,” kata Aa Umbara, Selasa (25/8).

Baca Juga:Dapat Bantuan pemasangan WiFi Gratis, Ketua DPC Nasdem Lembang: Terima Kasih Bintang PamungkasLimbah Padati Dasar Sungai Citarum

Menurut dia, pandemi Covid-19 yang sempat melumpuhkan sektor pariwisata turut berpengaruh terhadap PAD. Aa Umbara pun senang industri pariwisata di Bandung Barat kini sudah mulai hidup kembali. “Pengaruh (ke PAD), kalau wisata menurun. Sekarang pariwisata sudah mending. Tekstil yang akan lebih banyak terdampak, pasarnya tidak ada, ini yang lebih terpengaruh,” ujarnya.

Geliat pariwisata di Lembang dan sekitarnya dalam sebulan terakhir ini, lanjut dia, juga bisa menghidupkan kembali para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Akan tetapi, baru sebatas UMKM yang terkait dengan pariwisata. “UMKM di objek wisata terbawa juga. Tapi untuk yang di luar itu belum, seperti para pedagang di sekolah-sekolah, ini masih perlu upaya pemulihan ekonomi,” tuturnya.

Aa Umbara mengungkapkan, pembukaan tempat wisata mesti diikuti dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Termasuk di antaranya dengan membatasi jumlah pengunjung. “Para pemilik tempat wisata telah berkomitmen untuk penerapan protokol kesehatan meski harus mengorbankan potensi keuntungan. Dalam 20 hari sekali kami biasa adakan rapat bersama owner wisata supaya protokol kesehatan tetap dijaga,” bebernya.

Meskipun sektor pariwisata terkena dampak pandemi Covid-19, bupati mengaku belum tahu apakah akan membuat kebijakan pengurangan pajak atau tidak. “Kami lihat lagi nanti, sesudah kami kumpulkan BPKD. Nanti bagaimana kondisinya, pemasukan PAD seperti apa, kami evaluasi. Kita lihat saja, potensinya dari mana,” jelasnya.(eko/sep)

0 Komentar