Penemuan Kedua Selama Pandemi Covid-19, ITB Ciptakan Ventilator Kantong Udara

Penemuan Kedua Selama Pandemi Covid-19, ITB Ciptakan Ventilator Kantong Udara
INOVASI: Tim ITB saat menguji coba fungsi Ambu-Bag Ventilator pertama kali di hadapan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan(BPFK) Kemenkes RI, beberapa waktu lalu.
0 Komentar

BANDUNG-Tim Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengembangkan ventilator terbarunya. Alat pernafasan buatan ini diberi nama Airgency: Emergency Automatic Bag-Ventilator, sebuah ventilator portabel untuk menangani pasien Covid-19 dengan menggunakan teknologi ambu-bag (kantong udara). Ini merupakan purwarupa kedua yang diciptakan ITB selama pandemi berlangsung.

Airgency merupakan inovasi ventilator yang ditujukan kepada pasien Covid-19 yang telah berada di tahap tiga atau tahap paling kritis. Pada tahap ini, pasien mengalami disfungsi paru-paru yang menyebabkan pasien tidak dapat bernapas dan membutuhkan alat pernapasan bantu otomatis.

Teknologi ambu-bag dipilih sebab lebih murah dan dapat diproduksi dalam jumlah massal. Apabila dibandingkan dengan ventilator lain yang memiliki harga mencapai ratusan juta, ventilator dengan ambu-bag akan memiliki harga jutaan rupiah saja.

Baca Juga:Mantan Aktivis GMNI Ini Lelang Kebun untuk Bantu Penanggulangan Covid-19Terpukul Pandemi Corona, Okupansi Hotel di Karawang Turun 48 Persen

Dalam pengembangannya, ITB membawa tim yang terdiri dari para dosen seperti Christian Reyner, Khairul Ummah, Yazdi I Jenie,Djarot Widagdo dan Muhammad Ihsan . Dalam proses perancangannya, tim bekerja sama dengan pihak ketiga, PT Bentara Tabang Nusantara(BETA). Sebelum melakukan perancangan Airgency, Tim Dosen ITB terlebih dahulu berdiskusi dengan tim dokter dari Universitas Padjadjaran dan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

“Teknologi ventilator dengan ambu-bag sebenarnya telah digunakan di RSHS namun dalam aplikasinya petugas medis harus menekan ambu-bag terus menerus untuk membantu pernapasan pasien,” ujar salah satu tim dosen, Yazdi I Jenie.

“Akibatnya, para tim medis mengalami kelelehan kelelahan dan risiko terpapar COVID-19 menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu fokus pada alat Airgency adalah membuat teknologi ventilator dengan ambu-bag yang otomatis dalam pengaplikasiannya dan dapat ditujukan bagi pasien yang harus berpindah ruangan dan tetap menggunakan ventilator,” tambahnya.
Untuk cara kerjanya, sambung Yazdi, menekan ambu-bag di awal lalu mengatur kinerja Airgency.

Terdapat tiga pengaturan utama Airgency antara lain pengaturan volume tidal, pengaturan rasio inhale, dan exhale, dan pengaturan tekanan. Selain itu dalam Airgency terdapat fitur keselamatan untuk mendeteksi adanya kegagalan mekanik.

”Airgency juga dilengkapi dengan fitur backup battery sehingga apabila terjadi hubungan pendek arus listrik atau ada kerusakan sumber daya maka sumber daya Airgency akan langsung tergantikan dengan sumber daya baterai,” terangnya.

0 Komentar