Puluhan Rumah di KBB Rusak Diterjang Longsor

Puluhan Rumah di KBB Rusak Diterjang Longsor
BERSIHKAN TANAH LONGSOR.Sejumlah warga sedang melakukan evakuasi salah satu rumah milik warga yang terdampak tanah longsor. EKO SETIONO/PASUNDAN ESKPRES
0 Komentar

CILILIN-Sedikitnya 55 unit rumah warga rusak ringan dan berat disebabkan bencana longsor yang terjadi di dua desa, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB bersama aparat pemerintahan setempat, masih mendata jumlah warga yang terdampak atas musibah tersebut.

Hasil pendataan, longsor di Desa Karyamukti mengakibatkan sedikitnya 22 unit rumah warga rusak ringan, tujuh rumah rusak berat, akses jalan tertutup material longsor dan lahan sawah seluas 5 hektare milik warga rusak. Sedangkan di Desa Nangerang, tujuh rumah warga rusak berat, 26 rumah rusak ringan, longsor menimbun akses jalan di delapan titik, satu ruangan kelas SDN Sugiharti rusak berat serta satu jembatan penghubung antar desa terputus total.

Berbagai bencana ini terjadi setelah wilayah Cililin diguyur hujan lebat selama beberapa jam pada Kamis (4/4) malam. Total kerugian materi diperkirakan hingga ratusan juta rupiah, sementara untuk korban jiwa tidak ada.

Baca Juga:Kades Pamanukan Sebrang: Masih Banyak PR InfrastrukturKejuaraan Taekwondo Antar Pelajar Segera Digelar

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD KBB, Dicky Maulana menerangkan, sejumlah fasilitas umum yang terdampak longsor sudah dilakukan pembersihan agar bisa kembali dilewati warga. “Tim lapangan BPBD telah melakukan assessment dan kajian cepat ke lokasi bencana. Material longsor pun sudah disingkirkan secara gotong royong dengan masyarakat setempat,” kata Dicky, Jumat (5/4).

Untuk menghindari jatuhnya korban, BPBD sudah memasang rambu-rambu waspada di lokasi potensi longsor susulan serta membangun bronjong darurat. Dicky menyatakan, BPBD juga telah menyalurkan bantuan logistik untuk para korban bencana.

Mengenai rusaknya jembatan penghubung antar Desa Nanggerang dengan Desa Karyamukti, menurut dia, perlu dilakukan penanganan lebih lanjut dengan memasang jembatan darurat menggunakan bambu mengingat rusaknya jembatan ini telah menghambat perekonomian warga desa.

“Akibat jembatan antar desa terputus, masyarakat harus memutar jalan sejauh 5 kilometer,” ungkapnya. (eko/sep)

0 Komentar