Satgas Citarum Bongkar Bangli Tempat Esek-esek

Satgas Citarum
GUNAKAN ALAT BERAT: Petugas Sektor 7 Satgas Citarum Harum merobohkan bangunan liar yang diduga dijadikan tempat esek-esek. JABAR EKSPRES
0 Komentar

BALEENDAH–Sebanyak 15 bangunan liar (Bangli) di wilayah Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung dibongkar oleh Tim Sektor 7 Satgas Citarum Harum.

Komandan Sektor 7 Satgas Citarum Harum, Kolonel Kav Purwadi mengatakan, selain merusak estetika, bangunan liar tersebut pun kerap digunakan sebagai tempat prostitusi terselubung.

“Jadi kami telah mendapatkan laporan dari masyarakat, bahwa bangunan liar tersebut kerap kali digunakan sebagai tempat prostitusi terselubung,” kata Purwadi.

Baca Juga:Roni Sukses Budidaya Bunga Hias, Berawal dari Mediator Hingga Pembibitan SendiriOptimalkan Potensi PAD RSKP, Komisi II DPRD Monitoring Dinkes

Dia menuturkan, tempat itu sering digunakan berkumpulnya wanita-wanita yang ternyata bukan warga sekitar, selain itu sering digunakan tempat minum-minuman air keras. “Mereka melakukan kegiatan itu pada malam hari, jadi tempat itu seperti tempat hiburan malam terselubung dan ilegal,” ungkapnya.

Bali itu juga diduga dijadikan tempat prostitusi terselebung. Sehingga membuat resah warga sekitar yang ada di lokasi tersebut.

Masyarakat melalui RT/RW telah melayangkan surat kepada pemerintah agar bangunan liar tersebut segera dibongkar. Namun, hampir satu tahun lebih tidak ada realisasi pelaksanaan pembongkaran Bangli itu.

Purwadi mengaku, baru mengetahui adanya Bangli yang dijadikan tempat esek-esek itu. Begitu juga dari pihak RT/RW yang melapor ke saya. “Dalam kurun waktu seminggu, langsung saya sikat dengan dilakukan pembongkaran bangli-bangli itu,” tegasnya.

Selain itu, lanjut Purwadi, sejak 2019 hingga saat ini, total sudah ada 578 Bangli dibongkar. Namun, Sebelum dilakukan pembongkaran, pihaknya selalu koorperatif agar pemilik Bangli mau membongkarnya sendiri.

“Awalnya, mereka meminta uang kompensasi atas pembongkaran Bangli tersebut, namun mereka pun tak pernah membayar pajak telah menepati lahan milik negara itu. Sehingga setelah dijelaskan, mereka menerima tak diberi kompensasi,” pungkasnya.(je/sep)

0 Komentar