Tumpukan Sampah di Situ Ciburuy, Wisatawan Kapok Enggan Datang Kembali

Tumpukan Sampah di Situ Ciburuy, Wisatawan Kapok Enggan Datang Kembali
MENUMPUK: Sampah di salah satu titik di kawasan wisata Situ Ciburuy Padalarang, dibiarkan menumpuk dan berserak. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PADALARANG-Wisatawan mengeluhkan tumpukan sampah yang terdapat di sejumlah titik di tempat wisata Situ Ciburuy Padalarang Kabupaten Bandung Barat (KBB). Selain merusak pemandangan, keberadaan sampah tersebut juga menimbulkan bau yang tak sedap.

Seorang wisatawan, Sumi (35) mengaku sangat menyayangkan tumpukan dan ceceran sampah di sekitar Situ Ciburuy. Menurut dia, semestinya pemerintah, pengelola, maupun para pelaku usaha di Situ Ciburuy dapat lebih memperhatikan aspek kebersihan. “Sebenarnya Situ Ciburuy itu sudah cukup bagus dan indah buat jadi tempat rekreasi warga. Tempatnya juga enak buat mengajak main keluarga. Cuma sayangnya banyak sampah. Kalau bersih, kan kelihatannya juga lebih enak,” kata Sumi, Kamis (13/6).

Dia menilai, sampah yang menumpuk cukup banyak dapat membuat pengunjung kapok datang kembali, karena memperoleh pengalaman yang tidak mengenakkan. Apalagi, tumpukan sampah pun menimbulkan bau yang tak sedap.

Baca Juga:Harus Kantongi Identitas PendatangJelang Sidang MK, Kapolres Minta Jaga Kondusivitas

Selain itu, menurut dia, tumpukan sampah itu pun bisa membuat citra Situ Ciburuy menjadi negatif di kalangan para wisatawan. Pasalnya, orang yang telah berkunjung ke suatu tempat wisata biasanya menceritakan kesan yang dialaminya kepada orang lain.

Selain tumpukan sampah yang meluber ke jalan, ceceran sampah juga terlihat di tepian danau. Padahal, di lokasi itu banyak terdapat warung lesehan yang menjajakan makanan dan minuman. “Kalau begini kan orang yqng mau makan juga jadi tidak nafsu,” ujar Sumi, yang datang bersama keluarganya.

Pengunjung yang lain, Azis (37) berpendapat, semestinya Situ Ciburuy yang memiliki nilai historis dan menjadi aset wisata unggulan di Bandung Barat dikelola dengan baik oleh pemerintah. Namun, pengelolaan dari Dinas Pariwisata setempat dianggap tidak maksimal.

Jangankan memperhatikan penataan yang lebih baik, kata dia, persoalan kebersihan saja tidak bisa dikelola dengan baik. “Ciburuy ini termasuk legenda wisata bagi masyarakat Sunda, sayang kalau dibiarkan kotor dan kumuh,” kata wisatawan asal Bandung itu.

Lebih lanjut, dia menambahkan, harga makanan dan minuman di sejumlah warung yang berada di pinggiran Situ Ciburuy juga menjadi faktor lain yang membuat pengunjung enggan datang kembali. “Harganya itu terbilang sangat mahal. Saya makan mie dan minum kelapa sampai Rp 45.000, charge HP juga Rp 10.000. Bikin kapok saja,” ujarnya. (eko/sep)

0 Komentar