Warga Cibodas Kesulitan Air Bersih, Terpaksa Menampung Air Hujan

Warga Cibodas Kesulitan Air Bersih, Terpaksa Menampung Air Hujan
0 Komentar

BANDUNG-Meski sedang musim hujan, warga beberapa RW di Kampung Cigalugguk, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat dilanda kesulitan air bersih.

Untuk memperoleh air bersih, warga terpaksa harus mengambilnya dari sumber mata air yang cukup jauh dari permukiman atau mengumpulkan air hujan. Hampir setiap rumah di kampung tersebut, warga memiliki drum untuk menampung air hujan.

Warga setempat Tata Taoman mengaku, pasokan air dari mata air pegunungan yang selama ini dikelola pihak desa setempat tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk sekitar 350 kepala keluarga di Kampung Cigalugguk.

Baca Juga:LPPD Dapat Nilai Tinggi, Bukti Kerja Keras ASNMusrenbang Tentukan Prioritas Pembangunan, Serap Usulan Dari Desa

“Krisis air bersih di wilayah ini sudah terjadi sejak musim kemarau, jika tak ada air untuk kebutuhan rumah tangga seperti mencuci atau memasak, biasanya kita minta ke tetangga yang masih punya air,” katanya, Selasa (29/1).

Meski air tidak pernah mengalir, menurut Tata, warga tetap harus membayar retribusi sebesar Rp 10 ribu/kubik kepada desa. “Kecewa karena air jarang mengalir, pernah ada warga yang memutus meteran air, soalnya mereka tetap harus membayar retribusi,” bebernya.

Warga lainnya Tatang, mengatakan, kebutuhan air sangat mendesak untuk mengairi lahan pertaniannya. Agar tanamannya tidak mati, ia terpaksa harus mencari hingga ke mata air yang ditarik menggunakan pompa.

“Air sangat berharga di sini, apalagi kalau sedang musim kemarau, tanaman harus setiap hari disiram. Tapi kalau musim hujan seperti sekarang, enggak perlu setiap hari (disiram),” ujarnya.

Menurut dia, pembagian air dari desa dilakukan dengan sistem bergilir, walaupun ada, tapi tidak mengalir setiap hari. Tatang mengatakan, untuk membuat sumur, warga harus menggalinya hingga kedalaman 40 meter.

Dia berharap, pemerintah desa segera memperhatikan permasalahan kebutuhan warga ini karena krisis air ini sudah terjadi sejak lama.

Didi, 56, warga lainnya bernada sama. Dia menyatakan, air masih sulit didapat meski saat ini sering turun hujan. Satu-satunya harapan pengadaan air bersih (PAB) yang dikelola desa pun jarang mengalir hingga ke rumah warga.

Baca Juga:Pemdes Wanakerta Akomodir Warga Jadi Karyawan PabrikImport Gula dan Persoalan Keberpihakan Pemerintah

Dia menuturkan, masalah ketiadaan air bersih diperparah dengan sikap sejumlah warga yang melakukan pencurian air dengan memotong pipa sambungan dari mata air ke bak penampungan warga.

0 Komentar