Budidaya Mangrove Minimalisir Dampak Abrasi

Budidaya Mangrove Minimalisir Dampak Abrasi
EKOWISATA: Salah seorang warga membudidayakan tanaman mangrove yang telah ditanam, agar tetap hidup dan meminimalisir abrasi. USEP SAEPULOH/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

KARAWANG-Kelompok Kreasi Alam Bahari, sebagai penggiat konservasi hutan ekowisata mangrove di Tangkolak, Desa Sukakerta, Cilamaya Wetan. Telah menanam lebih dari 380 ribu batang pohon mangrove, di sepanjang pesisir utara Karawang.
Dari ratusan ribu pohon yang ditanam, ribuan pohon mangrove jenis rizopora dan api-api, tumbuh dengan subur. Ditangan kelompok Kreasi Alam Bahari, yang langsung dibina oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) pusat, dampak abrasi di pesisir utara Karawang, mulai berangsur membaik.

Ketua Kelompok Kreasi Alam Bahari, Tayanto, mengatakan, sekitar 5 tahun lalu, pesisir utara Karawang mengalami dampak abrasi yang sangat parah.

Bahkan, menurut data yang dia catat, belasan hektare daratan hilang, tersapu ombak laut dan tenggelam sedikit demi sedikit.
Untuk meminimalisir dampak abrasi, dirinya bersama beberapa kelompik penggiat konservasi mangrove lainnya, bahu-membahu menghijaukan kembali hutan mangrove di Karawang.

Baca Juga:Kuota PTPS 179, Pendaftar hanya 172Anggarkan Rp13,5 Miliar untuk GOR Bela Diri

“Melakukan penanaman mungkin sangat mudah. Tapi perawatannya ini, perlu kerja ekstra dan kesabaran,” ujar Tayanto, Minggu (27/2).

Dikatakan, penanaman ratusan bahkan jutaan mangrove, tanpa perawatan yang serius, dijamin hasilnya tak akan maksimal.
Pengalaman Tayanto sebelumnya, sudah ratusan kali gagal dan kehilangan ribuan batang pohon mangrove, yang telah ditanam. Karena tersapu ombak dan air rob ketika malam hari.

“Maka dari itu, kita maksimalkan perawatan. Lebih baik menanam sedikit, tapi perawatan maksimal. Agar hasilnya optimal,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Yanto, dirinya bersama beberapa anggota kelompok, tengah fokus menjaga dan merawat ratusan pohon mangrove, yang mulai tumbuh daun.

Yanto menjelaskan, dari usia nol hingga 3 bulan, sudah banyak pundi-pundi rupiah, yang keluar dari kantong pribadinya. Untuk mempertahankan, tanaman mangrove yang telah ditanam, agar tetap hidup.

“Usia mangrove yang sudah tumbuh dauh ini antara 3 sampai 6 bulan. Jika usianya sudah 2 tahun, baru kita bisa lepaskan penjagaan. Karena, pada usia tersebut, mangrove sudah tahan dengan berbagai jenis serangan,” jelasnya.(use/vry)

0 Komentar