Gunakan Dana Donatur, Gedung SDN Kutanegara II Mulai Dibangun

Gunakan Dana Donatur, Gedung SDN Kutanegara II Mulai Dibangun
TEMPAT SEMENTARA: Para siswa terpaksa belajar di tenda akibat gedung sekolah yang mereka gunakan untuk kegiatan belajar mengajar ambruk. AEF SAEPULLOH/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Pakai Dana CSR Perusahaan Terkendala Prosedur

KARAWANG-Robohnya gedung SDN Kutanegara II, Desa Kutanegara, Kecamatan Ciampel, akhirnya mulai diperhatikan. Rencananya sekolah tersebut akan dibangun dengan menggunakan dana para donatur.

Sebelumnya, gedung yang berdiri di lahan Perhutani ini mendadak roboh, Jumat (2/11) lalu, karena kondisi bangunannya yang tidak layak. Pemkab Karawang sendiri tidak bisa membangun sekolah dengan menggunakan dana APBD.

Alasannya, status lahan sekolah tersebut milik Perhutani. Alhasil, Bupati Karawang, Cellica Nurachadiana harus merogoh kocek pribadinya bersama Yayasan Karawang Peduli untuk membangun sekolah tersebut.

Baca Juga:Hari ke-9, Masih Fokus Cari Korban dan CVRJatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 Membawa Berkah Pedagang

Cellica mengatakan, dirinya sudah mencoba berupaya agar sekolah ini bisa dibangun melalui dana CSR perusahaan. Namun karena harus menempuh prosedur, rencananya tahun 2019 sekolah itu akan dibangun melalui dana CSR perusahaan.

Tapi, sebelum rencana itu berjalan, sekolah sudah keburu roboh. “Untuk memperbaiki sekolah tersebut kita tidak bisa menggunakan dana APBD karena melanggar aturan. Satu-satunya jalan ya kita patungan saja, kebetulan Yayasan Karawang Peduli bersedia,” kata Cellica, Selasa (6/11).

Dia mengakui, untuk membangun sekolah tersebut. Bukan hanya uang pribadinya tapi juga banyak ASN yang mau membantu.
“Mulai hari ini pembangunan kita mulai. Hingga satu bulan kedepan, kita harapkan bisa selesai. Sehingga semua siswa SDN Kutanegara II bisa sekolah kembali dengan normal,” cetusnya.

Cellica memaparkan, SDN Kutanegara II merupakan salah satu contoh dari sejumlah sekolah di Karawang yang kepemilikan lahannya tidak jelas. Sekolah tersebut berdiri diatas lahan garapan milik instansi lain sehingga Pemkab Karawang kesulitan untuk memperbaikinya. “Kalau kita gunakan APBD tidak boleh karena lahan itu bukan milik kita, kalau dipaksakan malah jadi temuan BPKP. Solusinya sudah kita rencanakan yaitu melalui dana CSR, tapi sekolah itu sudah keburu roboh. Untuk mengatasi itu yang kita patungan saja dari donatur yang peduli,” kata Cellica.

Sementara itu Ketua Yayasan Karawang Peduli, Rafiudin mengatakan rencananya akan membangun 6 lokal di sekolah SDN Kutanegara II. Anggaran yang dibutuhkan hingga pembangunan selesai diperkirakan mencapai Rp200 juta. Dana untuk pembangunan sekolah tersebut berasal dari kas Yayasan dan sumbangan para donatur.

0 Komentar