Minim Armada Pengangkut Sampah

Minim Armada Pengangkut Sampah
RUSAK: Kondisi truk pengangkut sampah sudah muilai rusak akibat dimakan usia,Kemarin (9/10). USEP SAEPULOH/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

KARAWANG-Pemkab Karawang terus dipusingkan dengan permasalahan sampah yang tak bisa diatasi karena akibat minimnya armada pengangkut sampah. Pasalnya, jumlah sampah setiap harinya mencapai 900 ton, sementara yang terangkut baru mencapai 400 sampai 500 ton setiap harinya.

“Jumlah sampah setiap harinya di Karawang mencapai 900 ton kurang lebihnya, dan yang bisa diangkut baru 400 sampai 500 ton setiap harinya. Dan kami di wilayah satu hanya mempu mengangkut sampah 300 per kibik untuk wilayah Karawang kota, Klari, Telukjambe, Pangkalan, Tegalwaru dan Ciampel,” ujar Kepala UPTD Kebersihan Wilayah 1, Luky Mantera, Rabu (9/10)
Dikatakan, permasalahannya adalah kurangnya armada untuk mengangkut sampah, meskipun sudah ditambah di wilayah Ciampel, Pangkalan, dan Tegalwaru dengan menitipkan 3 beca motor. “Permasalahan lain adalah armada kita sudah ada yang rusak karena usia kendaraannya sudah tua,” katanya.

Dijelaskan, saat ini jumlah mobil sampah sebanyak 44 unit dengan kondisinya kurang baik. Namun pihaknya tetap memaksimalkan pengangkutan sampah khususnya di tempat pembuangan sampah sementara untuk diangkut ke TPA Jalupang.

Baca Juga:Panitia Tetap Tolak Anggaran Hari Santri NasionalBupati Ultimatum Pemenang Tender Kirmir, Pekerjaan Tidak Sesuai Spesifikasi

Ia menambahkan, jumlah pegawai yang dibawahi UPTD kebersihan wilayah 1 semuanya 325 orang dengan rincian 60 penyapu, pengemudi dan pendampingnya 45 orang dan petugas cator 60 orang. “Jadi kita tidak lepas tangan dalam menangani sampah, sebab memang sudah ada petugasnya. Namun permasalahan sampah itu masalah bersama. Jadi harus harus ditangani bersama,” katanya.

Oleh sebab itu, lanjut Luky, salah satu solusinya adalah memanfaatkan sampah pasar dan sampah perumahan untuk dijadikan maggot, sebab TPA di Jalupang sudah over load. “Pembuatan bank sampah untuk menghasilkan maggot yang bisa dijual,” katanya.

Dikatakan juga, pihaknya baru mulai bekerjasama dengan sejumlah masyarakat agar menghasilkan maggot sebagai pilot projek. “Kita berharap permasalahan sampah ini bukan hanya diselesaikan oleh pemda tapi bersama-sama masyarakat agar permasalahan ini tidak berlarut-larut,” katanya. (use/ded)

0 Komentar