Pengelolaan Sampah Bernilai Ekonomis

Pengelolaan Sampah Bernilai Ekonomis
USEP SAEPULOH/PASUNDAN EKSPRES KELOLA: Pengelolaan sampah yang selalu menjadi masalah masyakarakat, bisa menjadi nilai ekonomis.
0 Komentar

KARAWANG-Sampah selalu jadi masalah di masyakarakat. Namun,  di tangan yang tepat sampah juga bisa menjadi nilai ekonomis. Tentu hal ini pun perlu penanganan yang khusus dari sampah itu sendiri.

Seperti yang dilakukan Hendro Wibowo, salah satu penggiat lingkungan yang saat ini tengah mengelola sampah. Meskipun mengatasi permasalahan sampah sangat rumit, perlu adanya kerjasama dari semua pihak.

“Masalah sampah ini memang sangat rumit sekali dan sangat susah untuk diselesaikan, karena masyarakatnya acuh. Pemerintahnya tidak memperhatikan serta Komunitas nya tidak peduli. Tiga komponen ini yang memang menjadi faktor bisa teratasi atau tidaknya persoalan sampah,” ujarnya.

Baca Juga:Jelang HUT Karawang, Wabup: Kamar Hotel Wajib DiskonBurung Hantu Efektif Basmi Hama Tikus

Jadi, lanjut Hendro, persoalan sampah harus dimulai kesadaran dari diri sendiri. Tentunya ke depan kalau sudah mengetahui manfaat positif sampah sebagai nilai ekonomis masyarakat akan sadar.

Hendro pun menceritakan bahwa dirinya dulu sangat kesulitan untuk mengajak masyarakat mengelola sampah. “Dulu waktu awal 2014, saya diminta untuk bagaimana persoalan sampah ini bisa teratasi. Sangat sulit memang karena masyarakat kita sangat memandang sampah itu bau dan penyakit. Namun setelah melakukan pendekatan kepada RT dan RW serta melakukan edukasi kepada masyarakat dalam waktu 5 bulan, penumpukan sampah di desa Sukaluyu bisa bersih. Dalam jangka waktu 1,5 tahun bisa membuahkan hasil ekonomis. Sekarang saya bisa memperkerjakan 20 orang pemulung untuk mengumpulkan sampah mereka di gaji oleh saya 2,5 juta per bulan untuk satu orang,” paparnya.

Hendro menjelaskan, baik sampah organik maupun anorganik memiliki nilai ekonomis. Sampah organik seperti bekas sayuran, buah-buahan bisa menjadi pupuk organik, yang bisa dijual kepada para pekebun atau petani. “Bahkan bisa buat kita sendiri kalau kita punya kebun,” katanya.

Sedangkan untuk sampah anorganik, seperti botol Aqua itu bisa memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Seperti tutupnya kalau dikumpulin per kilogramnya Rp3.500, sedangkan kalau sudah dicacah bisa untuk dibuat papan dan harganya mencapai Rp400.000, bisa dibuat untuk lukisan bisa mencapai Rp2 juta. “Jadi sebenarnya sampah itu bisa dimanfaatkan oleh kita menjadi nilai ekonomis”, jelasnya.(use/vry)

0 Komentar