Se’er Bakal Disulap jadi Masjid, FPI dan FMK Udunan Cari Donatur

Se'er bakal disulap jadi masjid
TEKAT: Tomi Miftah Farid sedang diwawancara wartawan terkait FPI dan FMK membangun mesjid di lokasi se’er. USEP SAEPULOH/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

KARAWANG-Tempat prostitusi paling legendaris di Kabupaten Karawang yang biasa disebut Se’er bakal disulap jadi masjid dan pusat penyebaran dakwah oleh Front Pembela Islam (FPI) dan Forum Masyarakat Karawang (FMK).

Pasalnya, meskipun sudah sering dibongkar oleh pemerintah daerah tapi tempat prostitusi yang berada di tanah PT KAI itu selalu berdiri lagi karena tak ada tindak lanjut.

“Upaya memberantas kemaksiatan di se’er yang dilakukan Pemda, sejak zaman Dadang S Muchtar (DSM), Ahmad Dadang, Ade Swara sampai Cellica, itu sudah sering dilakukan. Tapi, tidak pernah berkelanjutan dan ujungnya se’er selalu ramai,” ujar Inisiator PMK, Cepyan Lukmanul Hakim.

Baca Juga:PT BCP Akan Bangun RSUD RengasdengklokEvaluasi Teknis Pilkades di Kabupaten Karawang Harus Jelas

Oleh sebab itu, kata Cepyan, FMK bersama FPI Karawang berencana tempat prostitusi Se’er bakal disulap jadi masjid. Setelah terlebih dahulu melakukan kordinasi dengan pemilik lahan yaitu PT KAI. “Pembangunan mesjid ini anggarannya dari umat dengan cara udunan atau patungan dan kita cari juga donatur,” katanya.

Dijelaskan, rencananya pembangunan mesjid itu bakal dilakukan pada bulan Agustus mendatang. “Kami berharap tidak ada halangan apapun dalam pembangunan mesjid ini. Sehingga praktek postitusi di seer bisa hilang,” katanya.

Senada, Ketua FPI Karawang Tomi Miftah Faried mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialiasi kepada pemilik warung dilokasi se’er agar para pemilik warung Remang – remang (Warem) dapat menutup serta membongkar sendiri bangunannya, jika tidak terpaksa akan dibongkar paksa oleh pihaknya dan tokoh masyarakat.

Tidak boleh ada tempat prostitusi di Karawang

“Kita datang ke lokasi se’er ini untuk ngaji, dzikir dan menghimbau kepada pemilik warung remang-remang agar menutupnya, karena karawang kota religius, tidak boleh ada tempat prostitusi ditengah kota atau dimanapun tempat di wilayah karawang,” kata Tomi.

Upaya FPI tersebut diakui Tomi telah dikomunikasikan dengan warga sekitar serta mendapat dukungan dari mereka, karena warga sudah merasa geram dan tidak menginginkan adanya tempat lokalisasi di wilayah tempat tinggalnya.

“Ya, kami sudah berkoordinasi dengan masyarakat lingkungan, mereka mendukung karena sudah tidak menginginkan adanya tempat prostitusi di lingkungkanya,” katanya.(use/vry)

0 Komentar