700 Siswa Cendekia Gelar Aksi Simpatik, Peduli Korban Teroris New Zealand

700 Siswa Cendekia Gelar Aksi Simpatik, Peduli Korban Teroris New Zealand
SOLIDARITAS: Ratusan pelajar menggelar aksi simpatik sebagai bentuk kepedulian terhadap korban teroris di Masjid An-Noor Christchurch Selandia Baru. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PURWAKARTA-Sedikitnya 700 siswa SDIT dan SMPIT Cendekia, serta SMK Farmasi dan SMK Bina Budi, serentak menggelar aksi simpatik sebagai bentuk kepedulian terhadap korban teroris di Masjid An-Noor, Christchurch, Selandia Baru.

Dalam aksinya itu, ratusan siswa keempat sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Sumber Daya Insani (Yasri) ini menyuarakan kepedulian serta persaudaraan sebagai sesama muslim.

Berbagai poster dan spanduk bertuliskan pesan-pesan persaudaraan bernada simpati ikut dibentangkan. Di antaranya, “Pray For Muslim New Zealand”, “Terrorist Has No Religion”, “Stop Terrorism”, hingga “Kami Tidak Takut” dan “Save Muslim New Zealand”.

Baca Juga:Pemdes Kecantol Ambulans WullingJPU Diminta Transparan Bacakan Tuntutan Kasus DPRD

Orasi dan baca puisi pun turut dilakukan oleh para guru dan siswa dalam aksinya itu. Termasuk melakukan penggalangan dana.
Ketua Dewan Pembina Yasri DR H Agus Muharam M.Pd mengatakan, keluarga besar Yasri, SDIT dan SMPIT Cendekia serta SMK Farmasi dan SMK Bina Budi, menggelar aksi peduli atas peristiwa penembakan di Selandia Baru.

“Kami melakukan unjuk rasa sebagai bentuk kepedulian terhadap para korban. Kami juga ingin pelaku teroris dihukum seberat-beratnya,” kata Agus kepada koran ini di sela aksi yang digelar di halaman Kampus SDIT Cendekia, Jalan Veteran, Blok Anggrek, Purwakarta, Selasa (19/3).

Aksi peduli ini juga, sambungnya, untuk menanamkan semangat ruhul jihad. “Umat Islam selama ini kerap difitnah sebagai teroris. Tapi tragedi Masjid An-Noor menunjukkan siapa teroris sebenarnya,” ujar Agus.

Senada disampaikan Kepala Sekolah SDIT Cendekia Andri Purwa Nugraha M.Pd. Dijelaskannya, siswa mengetahui peristiwa itu dari berbagai media. “Aksi simpatik ini adalah sebagai bentuk ekspresi mereka atas tragedi itu. Di mana siswa memahami persaudaraan Islam yang kuat. Yakni, Islam itu ibarat satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh merasakannya,” kata Andri.

Lebih lanjut Andri menyebutkan, melalui aksi itu juga pihaknya ingin mengajarkan kepada anak-anak rasa persaudaraan yang merupakan bagian dari bina iman, ilmu, dan amal. “Sehingga dapat membentuk akhlak dan karakter siswa sesuai visi misi dan motto sekolah,” ucapnya.(add/vry)

0 Komentar