Bersatu dalam Perbedaan Modal Utama PT SPV

Bersatu dalam Perbedaan Modal Utama PT SPV
FOTO BERSAMA: Jajaran PT South Pacific Viscose berfoto bersama anak yatim di sela kegiatan buka bersama dan santunan. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PURWAKARTA-Indonesia sebagai negara besar dengan mayoritas penduduk beragama Islam menjadi contoh bagi negara lain di dunia. Pasalnya, di Indonesia ada beragam suku, agama, ras dan pandangan politik yang menjadi modal utama untuk menjadi negara maju.

“Kita harus bersatu dalam perbedaan serta sabar dan tabah dalam menjalani hidup di dunia ini,” ujar Presiden Direktur PT South Pacific Viscose Ismail bin Abdullah di hadapan karyawan, perwakilan purnakaryawan, dan ratusan anak yatim serta pemerintahan Desa Cicadas.

Hal tersebut disampaikan saat dirinya memberikan sambutan pada kegiatan buka puasa bersama yang bertempat di Masjid Mujahidin di lingkungan PT South Pacific Viscose (SPV), Rabu (22/5).

Baca Juga:Usai Jumsih, Aparat Desa Citeko Kaler Siltap CairBerkebun Mentimun, Incar Pasar Pasca Lebaran

“Saya merantau di negeri orang selama 15 tahun dan membuat diri saya harus sabar dan tabah,” kata Ismail bin Abdullah yang mengemban tugas sejak Februari 2019 sebagai pucuk pimpinan di PT South Pacific Viscose.

Perusahaan ini sendiri merupakan salah satu investasi dari negara Austria di bidang produksi serat viscose dan telah beroperasi lebih dari 35 tahun di Kabupaten Purwakarta.
Dirinya pun memberikan nasihatnya yang disampaikan khusus untuk anak yatim. “Kalian akan tumbuh dan menjadi new generation untuk negara Indonesia. Karena itu harus punya sikap bersatu dalam perbedaan,” ucapnya.

Ditemui terpisah, Head of Corporate Affairs PT South Pacific Viscose Menurut Widi Nugroho Sahib menyebutkan, kegiatan di Bulan Suci Ramadhan tersebut dilaksanakan bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan untuk memperingati Nuzulul Quran.
“Selama Bulan Ramadan, kami juga mengadakan kegiatan serupa di beberapa masjid yang berada di wilayah Desa Cicadas. Yakni, dengan melibatkan pemerintah Desa Cicadas, pengurus MUI setempat, dan warga dalam suasana sederhana dan bersahaja sesuai budaya setempat,” katanya kepada awak media, Jumat (24/5).

Dijelaskannya, keberadaan Presiden Direktur PT South Pasific Viscose adalah sebagai panutan dan contoh indahnya keberagaman. “Bahwa keberadaan beragam bangsa di perusahaan kelas dunia ini harus selalu harmonis, termasuk juga dengan Desa Cicadas,” ujarnya.

Yaitu, kata Widi, dengan memelihara silaturahmi yang salah satunya melalui buka puasa bersama. “PT South Pacific Viscose memiliki 1.750 karyawan dari berbagai bangsa, suku, dan agama. Karenanya harus selalu harmonis, sehingga berbagai proses yang ada di perusahaan serat viscose untuk pasar ekspor ini semakin kondusif,” ucapnya.(rls/add/vry)

0 Komentar