Catat!! Mau Wisata ke Purwakarta Harus Miliki QR Code PeduliLindungi

DOK PASUNDAN EKSPRES TERFAVORIT: Cikao Park dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terfavorit oleh Pemda Purwakarta. Pengelola harus menyediakan QR Code aplikasi PeduliLindungi yang dipasang di depan pintu masuk lokasi wisata.
DOK PASUNDAN EKSPRES TERFAVORIT: Cikao Park dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terfavorit oleh Pemda Purwakarta. Pengelola harus menyediakan QR Code aplikasi PeduliLindungi yang dipasang di depan pintu masuk lokasi wisata.
0 Komentar

PURWAKARTA-Pemerintah Kabupaten Purwakarta berencana kembali membuka objek wisata di tengah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Sekda Purwakarta Iyus Permana mengatakan, syarat utama objek wisata dibuka, pengelola harus menyediakan QR Code aplikasi PeduliLindungi yang dipasang di depan pintu masuk lokasi wisata. Ini bertujuan untuk mengindentifikasi pengunjung tersebut dalam keadaan sehat. Juga untuk mengetahui pengunjung itu sudah divaksin atau belum. “Saat ini, melalui dinas terkait, kami mendorong semua pengelola destinasi wisata untuk menyediakan aplikasi tersebut,” kata Iyus kepada wartawan, Rabu (15/9).

Tak hanya objek wisata, sambungnya, tapi juga hotel, restoran dan tempat hiburan lainnya harus menyediakan aplikasi PeduliLindungi. “Kalau belum tersedia yah jangan dulu buka,” kata Iyus.

Baca Juga:Jalan Patimban-Cilamaya Sambut Pelabuhan PatimbanPUPR Kabupaten Subang: Normalisasi Sungai di Kabupaten Subang Perlu Rp4 Miliar

Jika pengelola atau pemilik tetap buka tanpa sepengetahuan pemerintah daerah, apalagi belum menyediakan aplikasi PeduliLindungi maka akan dikenakan sanksi penutupan. “Tapi pihak pengelola sudah tahu dan sedang mendaftar, tinggal menunggu barcode keluar. Mudah-mudahan minggu depan akan dibuka jika sudah terpasang aplikasi itu,” ujar dia.

Sementara itu, Operation Manager destinasi wisata Hidden Valley Hills Kabupaten Purwakarta, M. Candra Turmudzi mengaku kesulitan memiliki barcode dari PeduliLindungi. Hal ini, lanjutnya, ada kemungkinan permintaan banyak, sehingga perlu waktu lebih. “Tapi sampai saat ini masih terus kami usahakan dengan berkoordinasi dengan dinas terkait. Untuk sementara memakai barcode dari dinas,” ucapnya.(add/sep)

 

0 Komentar