Ubah Limbah Kulit Pisang jadi Cemilan Kekinian, Hasilkan Puluhan Juta Per Bulan

Ubah Limbah Kulit Pisang jadi Cemilan Kekinian, Hasilkan Puluhan Juta Per Bulan
KULPIS: Owner Kulpis Putri Aprilia saat mengepak produk Kulpis sebelum dilepas ke pasaran. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PURWAKARTA-Keberadaan buah pisang cukup melimpah di Kabupaten Purwakarta. Berbagai olahan pisang dapat dengan mudah ditemui di Kota Wisata ini. Sebut saja keripik pisang, sale pisang, nugget pisang, hingga brownies pisang. Namun, dari sekian banyak penganan tersebut ada yang satu yang nyeleneh, yakni kerupuk kulit pisang.

MUSA Paradisiaca atau pisang selama ini dikenal sebagai tanaman multifungsi. Mulai dari buah, daun, hingga batangnya bisa dimanfaatkan. Namun, rasa-rasanya di Purwakarta belum ada yang memanfaatkan kulit pisang menjadi penganan atau cemilan. Pasalnya, kalau tidak dibuang layaknya limbah, kulit pisang biasanya dijadikan pakan ternak.

Namun uniknya, di tangan pasangan suami istri Ari Hidayat (30) dan Putri Aprilia (29), kulit pisang diubah menjadi cemilan kekinian berupa kerupuk kulit pisang. Rasanya? Dijamin langsung suka meski baru pertama kali mencicipinya.

Baca Juga:SLBN Cinta Asih Cetak Lulusan Jadi WirausahaPandemi Belum Berakhir, Masyarakat Diiingatkan Terapkan Prokes

Bahkan, pasutri yang tercatat sebagai warga Perumahan Griya Asri, Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta ini ternyata sudah memulai usaha pembuatan kerupuk kulit pisang ini sejak dua tahun lalu dengan nama dagang Kulpis.

Ditemui di rumah produksi Kulpis, Putri Aprilia mengatakan produksi kerupuk kulit pisang berawal saat suaminya di-PHK dari pekerjaannya di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perusahaan otomotif di Karawang. “Awalnya, suami diberhentikan dari pekerjaannya. Saat itu kami memutuskan untuk memulai usaha, namun kami bingung mau usaha apa. Hingga akhirnya terpikirkan untuk mengolah limbah kulit pisang memanfaatkan limbah pisang tanduk yang cukup banyak dijumpai di Purwakarta,” kata Putri kepada Pasundan Ekspres, Selasa (17/11).

Bermodalkan uang Rp250 ribu, Putri dan suaminya memulai usaha pengolahan kerupuk kulit pisang ini. Mereka memilih untuk mengolah kulit pisang juga karena kulit pisang bisa dikonsumsi dan memiliki kandungan gizi tinggi. “Saya sih pertama mencari usaha yang enggak banyak mengeluarkan modal dan saya ingin menjadi pioner. Akhirnya, karena banyak lihat UKM pisang di kabupaten Purwakarta ini hampir 85 persen berbahan dasar pisang, jadinya saya memilih mengolah kerupuk kulit pisang,” ucapnya.

Saat ini, lanjut Putri, pemasaran kerupuk kulit pisang ini telah menyebar hampir 60 persen di wilayah Jawa Barat, mulai penitipan ke otlet dan swalayan hingga pada sistem penyaluran. Rencananya, tahun depan Putri bakal memasukkan Kulpis ini ke minimarket, seperti Indomaret, Alfamart dan Borma. “Kerupuk kulit pisang kami ini punya tiga varian rasa, di antaranya original, jagung manis, dan balado. Namun, yang paling disukai dari kerupuk kulit pisang kami itu ialah yang varian balado. Omzetnya hingga Rp30 juta bulan ini,” katanya.

0 Komentar