Warga Desa Gunung Hejo, Kesulitan Air Bersih

Warga Desa Gunung Hejo, Kesulitan Air Bersih
SULIT AIR: Warga Kp. Ngenol Rt 07/03 Desa Gunung Hejo, saat mengais air, dari sumber yang jauh, untuk keperluan mandi dan cuci. Warga mendesak Pemkab untuk mencari solusi kesulitan air tersebut. DAYAT ISKANDAR/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Terpaksa Harus Mengais Air Dari Sumber Lain

PURWAKARTA-Diduga akibat perkampungan yang berlokasi di dataran tinggi. Puluhan warga Kp. Ngenol Rt 07/03, Desa Gunung Hejo Kecamatan Darangdan, nyaris sepanjang tahun kesulitan mendapatkan air bersih.

Eti (46) Warga Kp Ngenol Desa Gunung Hejo, terpaksa harus mengais air bersih, dengan memanfaatkan air bersih yang disalurkan melalui selang plastik, yang dialirkan dari sumber mata air, yang berasal dari tempat yang jauh.

“Kami warga Kampung Ngenol, nyaris sepanjang tahun harus mengais air bersih, yang alirannya kerap tersendat. Upaya ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk mandi dan masak,” terang Eti, disela pengumpulan air, dari sumur yang dialirkan dari mata air Mekarwangi.

Baca Juga:Tak Menyampaikan STTP, Bawaslu Setop Kampanye PSIPekan Kreasi Siswa Ajang Pencarian Bakat, Pemenang Lomba Jadi Wakil Sekolah

Eti dan tiga tetangganya yang lain, hanyalah gambaran kecil dari puluhan warga Desa Gunung Hejo, yang lain yang diakuinya sama sama kesulitan air bersih.

Disebutkanya, meski saat ini musim hujan,”akan tetapi akibat wilayah kampungnya berada di ketinggian, menyebabkan air bersih sulit didapat.”Ungkapnya.

Kesulitan air bersih, juga ditegaskan Adi tetangga Eti, yang menyebut, upaya pengadaan ketersediaan air bersih, pernah dilakukan Pemdes setempat, dengan menggali sumur bor. Namun sejauh ini, belum ada hasil.

“Ada sekitar 5 titik sumur bor yang di biayai Pemdes, hingga saat ini tak keluar airnya. Konon setiap titik sumur bor dibiayai dengan dana sekitar Rp 50 juta. Namun selalu gagal, akibatnya warga kembali mencari sumber air, diluar sumur bor itu,” sebut Adi.

Belum lama, berselang warga juga mendengar ada rencana baru, membuat sumur bor lagi,konon katanya akan ada kucuran dana Rp 30 juta yang bersumber dari Pemdes,”tapi kami pesimis dengan sumur bor baru itu,” tukas Adi.

Ketinggian perkampungan warga Kp.Ngenol, diduga menjadi kendala sulitnya air didapat, meski dibuat sumur bor, warga tetap saja dihantui rasa pesimis. Sebab bukti terdahulu saja 5 titik sumur bor tak keluar airnya.

Warga berharap Pemkab Purwakarta turun tangan, guna melakukan penelitian mendasar untuk mencari tahu secara pasti, “mengapa air bersih sepanjang tahun sulit didapat,” tutur Eti, yang diamini warga Kp.Ngenol yang lain.(dyt/dan)

0 Komentar