Alih Profesi Manfaatkan Lahan, Nelayan Patimban Tanam Bawang Merah

Alih Profesi Manfaatkan Lahan, Nelayan Patimban Tanam Bawang Merah
BERCOCOK TANAM: Bawang merah yang dihasilkan nelayan Patimban memiliki kualitas baik dengan hasil panen 100 ton perbulan. YUGO EROSPI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Para nelayan disekitar Pantai Patimban Kecamatan Blanakan mulai beralih profesi menjadi petani dengan bercocok tanam bawang merah. Pasalnya, profesi nelayan yang sudah menjadi mata pencahariannya itu sejak lama, kini harus beralih lantaran tangkapan ikan nihil sejak keberadaan proyek Pelabuhan Patimban.

Seperti yang diungkapkan Warga patimban Aan. Menurutnya, adanya pembangunan Pelabuhan berdampak terhadap warga Patimban yang mayoritas berprofesi nelayan.

Untuk bisa bertahan hidup, warga menanam bawang merah untuk dijual. “Untuk tetap beratahan, banyak yang menjadi petani bawang merah,” kata Aan kepada Pasundan Ekspres, kemarin.

Baca Juga:Yoyoh Apresiasi Keberhasilan Pengrajin Subang yang Bisa Tembus Pasar InternasionalLongsor Nyaris Timbun SDN 1 Cipicung

Lantaran masih percobaan, lanjut dia, dari semua nelayan yang beralih profesi menjadi petani hanya bisa menghasilkan 100 ton bawang merah perbulannnya. Namun bawang yang dihasikan tersebut memiliki kualitas yang bagus seperti warna yang cerah, padat dan kencang. “Justru kualitas bawang yang ditanam sangat bagus, perbulan bisa nyampe 100 ton ketika panen,” ungkapnya.

Petani bawang, Dulfi (37) menuturkan awalnya dirinya beralih profesi menjadi petani bawang merah, yang coba memanfaatkan lahan yang belum di beli oleh investor/pengembang Pelabuhan Patimban.

Diakuinya, alam setahun bisa 4 kali menanam bawang merah, apalagi lahan yang dipergunakan untuk menanam di sekitar pelabuhan masih steril sehingga memiliki kualitas yang bagus.

“Mau nangkap ikan nihil terus, ya sudah jadi petani bawang merah saja mumpung lahannya masih bisa dimanfaatkan ini agar bertahan hidup,” ujar Dulfi.

Dia menyebut para tengkulak juga saat ini mulai mengincar produk bawang dari patimban. Biasanya, petani lainnya memasok bawang merah tersebut ke Pasar Induk Kramat Jati, Tanah Abang, Patrol Indramayu dan lainnya. “Banyak yang butuh, jalur untuk masok juga ada,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Subang, Rahmat Faturahman mengatakan petani bawang merah hampir sangat jarang di temui di Kabupaten Subang. Biasanya, untuk pasokan bawang merah di Kabupaten Subang didatangkan dari Cirebon, Lembang dan lainya.

Ia pun mengapresiasi nelayan Patimban yang beralih profesi menjadi petani. Selain bisa memenuhi kebutuhan bawang merah di Kabupaten Subang, juga bisa memasok ke daerah lain. “Ini sangat bagus, bisa jadi kita pakai bawang merah hasil sendiri, karena biasanya kita di pasok dari luar kabupaten,” pungkasnya.(ygo/sep)

0 Komentar