Ceria Bersama Dreamable di Desa Wisata Kertajaya

Ceria Bersama Dreamable di Desa Wisata Kertajaya
CERIA: Desa Kertajaya Creative Destination mendapat keramaian yang berbeda. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dari Sekolah Dreamable, ceria beraktifitas di desa wisata tersebut. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Ceria Bersama Dreamable di Desa Wisata Kertajaya, Minggu ( 28/1 ). Desa Kertajaya Creative Destination hari ini mendapat keramaian yang berbeda. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dari Sekolah Dreamable, ceria beraktifitas di desa wisata tersebut.

Sekolah Dreamable merupakan sarana pendidikan bagi ABK terutama yang berasal di sekitar wilayah Desa Tegal Luar, Bojong Soang, Kabupaten Bandung Barat.

Saat ini, sekolah mendidik 35 anak berusia 7-15 tahun. Aktivitas sederhana seperti melukis dan mewarnai, berkebun, serta olah raga menjadi kesibukan mereka sehari-hari.

Baca Juga:Menang Pilpres dan Pileg, Maman Yudia Raih PenghargaanSebanyak 2.151 Tumpeng Awug Tersaji di HUT Purwakarta, Catat Rekor MURI

Namun tidak hari ini. Di Desa Kertajaya Creative Destination, anak-anak Dreamable melakukan kegiatan yang jarang atau bahkan belum pernah dilakukan. Yakni, mewarnai di atas gerabah, belajar bermain angklung, serta menonton panggung boneka tentang kesehatan yang dibawakan oleh Puskesmas Koja, Jakarta Utara, binaan Terminal BBM (TBBM) Jakarta Group.

Keceriaan terpancar dari sudut-sudut mata anak-anak. Hiburan sederhana ini menjadi pengalaman baru yang sangat berkesan. “Seneng hari ini, aku bisa main angklung,” kata Neneng, salah satu anak Sekolah Dreamable.

Sekolah Dreamable merupakan program yang diinisiasi pada tahun 2018. PT Pertamina (Persero) ikut mengembangkan sekolah ini sebagai salah satu program corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan di bawah asuhan TBBM Bandung Group.

Operation Head TBBM Bandung Group, Pertamina Marketing Operation Region III Bambang Soeprijono mengatakan, ABK memiliki keunikan yang berbeda dengan anak pada umumnya. Beberapa cirinya menonjol, tidak suka bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya bahkan dengan orangtuanya sendiri. Meski sebagian anak telah berusia remaja belasan tahun, namun secara psikologis perilaku dan pola pikirnya setara dengan anak usia 8 tahun.

“Melalui Sekolah Dreamable ini, kami memberikan mereka ketrampilan dasar supaya mereka bisa hidup mandiri di tengah masyarakat. Pertamina berharap, Sekolah Dreamable, menjadi solusi mewujudkan kemandirian ABK,” jelasnya.

Pada kesempatan ini, Pertamina juga memberikan bantuan mobil Dreamable, untuk memudahkan pengajar Dreamable dalam mengantar dan menjemput anak-anak untuk bersekolah.

“Ada beberapa anak yang tidak bisa pergi ke sekolah. Biasanya kami para pengajar menjemput mereka dengan motor pribadi seadanya. Bantuan mobil ini tentu akan sangat membantu sehingga bisa menjemput anak-anak sekaligus, juga lebih aman dan nyaman bagi mereka,” ujar Yulianti, Pendiri dan Pengajar di sekolah ini.

0 Komentar