Cerita Warga Cihideung Cisalak Ketika Luapan Air Sungai Masuk Ke Pemukiman

Cerita Warga Cihideung Cisalak Ketika Luapan Air Sungai Masuk Ke Pemukiman
INDRAWAN SETIADI/PASUNDAN EKSPRES RUSAK: Kolam ikan milik warga hacur dan ikannya terbawa hanyut akibat luapan air sungai Rabu malam.
0 Komentar

Detik-Detik Air Masuk ke Madrasah saat sedang Salat Isya

Adzan asar baru saja berkumandang. Hujan masih saja mengguyur kampung Cihideung. Meski hanya gerimis rincis-rincis. Demikian diungkapkan Ketua DKM Madrasah Al Hidayah H Ade Komarudin, di Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak. Memasuki pukul lima sore bukannya reda, hujan malah semakin lebat.

LAPORAN INDRAWAN SETIADI, Cisalak

Usai dikabarkan diterjang luapan sungai, Pasundan Ekspres menyambangi beberapa lokasi yang dikabarkan terdampak oleh luapan sungai, pada kamis (3/12). Salah satunya, Kampung Cihideung Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak Subang.

Pasundan Ekspres menemui salah satu tokoh masyarakat, yang juga merupakan Ketua DKM Madrasah Al Hidayah, salah satu lokasi yang  sempat terendam oleh luapan air dari sungai Cihideung atau Leuwi Pisitan. Dia adalah H Ade Komarudin.

Baca Juga:BPBD Kesulitan Terjunkan Alat BeratTips Bikin Video Berkualitas Film dengan Galaxy Note20 Series

Dari Pertemuan dengan H Ade, Pasundan Ekspres diajak menuju salah satu sungai yang meluap hingga sempat merendam beberapa rumah dan membawa lumpur ke pemukiman warga. Selain itu juga dia menceritakan bagaiamana melaksanakan solat berjamaah magrib dengan perasaan yang dipenuhi rasa khawatir.

“Suara gemuruh sungai dari sejak rokaat pertama sudah keras kedengarannya, saya sudah pasrah saja. Salat bersama jamaah yang lain. Selesai salam, air sudah mau masuk ke madrasah, langsung pengumuman saja lewat pengeras suara yang ada di masjid,” ungkapnya.

H Ade mengaku masih saja trauma pada kejadian tahun 2016 silam, dimana banjir bandang menghantam seluruh kampungnya. “Beruntung kejadian malam itu hanya luapan sungai selintas, namun kengerian semalam tersebut masih membekas sampai siang ini,” katanya.

“Saya tidak bisa bayangkan, jika kejadian lagi seperti tahun itu. Dimana kampung kami nyaris semuanya hanyut, terbawa air,” sambil pandangananya jauh mengingat masa-masa yang dianggapnya kelam.

Memang tidak nampak kerusakan yang signifikan pada beberapa rumah warga. Hanya sisa-sisa lumpur yang terbawa arus air yang tersisa. Hanya beberapa ternak, sawah dan kolam ikan yang agak parah terdampak. “Alhamdulilah, kalau rumah ya hanya kotor lah. Itu bisa dibersihkan lagi, yang penting semua selamat. Cuma memang beberapa warga kami yang usaha pembesaran ikan, utamanya di kolan deras ya habis,” ceritanya lagi.

0 Komentar