Dampak Covid-19: Jarang Pembeli, Nelayan Enggan Melaut

Dampak Covid-19: Jarang Pembeli, Nelayan Enggan Melaut
MINIM PEMBELI: Para nelayan mengeluhkan tidak adanya bakul yang membeli ikan di tempat pelalanan ikan (TPI), akibatnya nelayan enggan melaut. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Dampak Covid-19 harga lelang ikan turun drastis, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) mengusulkan nelayan dan pembudidaya sebagai prioritas penerima Bansos dampak Covid-19.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Subang Drs Rahmat Effendi mengatakan, pihaknya mendapatan laporan dari para nelayan bahwa lelang ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) menurun. Hal tersebut disebabkan kelanggkaan bakul (orang yang membeli hasil lelang).

“Mereka mengeluhkan langkanya bakul-bakul yang membeli lelang ikannya. Sehingga harga ikan menjadi turun dan ini menjadikan harga ikan di pasar tradisional akan mengalami kenaikan karena tidak ada yang memasok kepada para pedagang ikan,” ujarnya, Rabu (8/4).

Baca Juga:Terhambat, Dana BPMU Diindikasi Menjadi SilpaSaat Semua Pihak Ambil Peran Peduli Dampak Covid-19, Parpol dan Perusahaan Berikan Bantuan kepada Warga

Dijelaskan Rahmat, akibat dari langkanya bakul yang membeli hasil tangkapan nelayan tesebut menjadikan nelayan ogah melaut. “Kini mereka menjadi ogah melaut, karena hasil tangkapan jarang dibeli sedangkan biaya operasional melaut yang lumayan tidak sebanding dengan pendapatan,” katanya.

Nasib yang sama juga terjadi terhadap para petambak budi daya air tawar. Produksi ikan melimpah namun kurang pembelinya. “Dampak yang sama terjadi juga terhadap para petambak dan pembudi daya air tawar,” ujarnya.

Merespons keluhan para nelayan dan juga petambak, pihaknya mengusulkan ke Pemkab Subang dan juga Kementerian Kelautan agar para nelayan dan petambak menjadi prioritas bantuan sosial dampa Covid-19 tersebut. “Kita sedang mendata para nelayan dan juga petambak yang terkena dampak ini,” katanya.(ygo/man)

0 Komentar