Dinilai Tak Efektif dan Habiskan Anggaran, PSBB Tak Perlu Diperpanjang

Dinilai Tak Efektif dan Habiskan Anggaran, PSBB Tak Perlu Diperpanjang
AKTIVITAS DI LUAR: Warga memadati arus lalulintas di Jalur Pantura Subang. Pelaksanaan PSBB tidak efektif dan tidak maksimal. YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Kerja Gugus Tugas Harus Terencana

SUBANG-Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Subang tak perlu diperpanjang. Hal itu diungkapkan Tokoh Pantura Subang H. Hermansyah kepada Pasundan Ekspres, Rabu (13/5).

Ia pun mengkritik pemberlakuan PSBB dinilai tidak efektif dan dan tidak maksimal dalam pelaksanaannya. Bahkan, dengan operasional anggaran untuk PSBB yang mencapai Rp 3,4 M, pos penjagaan di wilayah perbatasan tidak tegas dan masih banyak warga yang beraktivitas di luar rumah bahkan dengan berkerumun. “Dibandingkan dengan Purwakarta dan Karawang, Subang Ini jadi yang tertinggi kasus positif Covid-19 dengan sampai saat ini sudah 35 orang,” ucapnya.

Bahkan kata Hermansyah, wilayah-wilayah yang dekat dengan perbatasan seperti Ciasem, Cipeundeuy, Kasomalang terdapat lonjakan kasus Positif Covid-19 yang tinggi. “Karawang dengan Zona Industri begitu banyak orang, kasusnya tidak sampai setinggi Subang. Ini harus jadi perhatian, cara penanganan nya yang efektif seperti apa,” ujarnya.

Baca Juga:Diluar Dugaan, Gerakan Nasi Bungkus Produksi Hingga 3.000 pcsSelain Zakat Fitrah, Dermawan Diharapkan Keluarkan Zakat Mal

Hermansyah juga mengkritik kinerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Subang yang tak siap dan tak terencana dalam melaksanakan PSBB. “Mending anggaran buat yang lain yang lebih bermanfaat, tidak usah diperpanjang lagi, toh dengan PSBB yang sudah berjalan seminggu ini juga banyak yang menilai tidak efektif, banyak seremonialnya,” tambahnya.

Hermansyah melanjutkan, meski berbicara kesiapan, banyak yang tak siap dengan penanganan Covid-19 ini. Namun seharusnya kerja dari GTPPC bisa lebih terencana dan tegas dalam menegakkan aturan. “Anggaran Rp 12,5 M yang sudah habis itu lari nya kemana. Pengadaan masker juga yang datang kainnya tak sesuai, belum APD di Puskesmas yang masih kekurangan,” tambahnya.

Sementara itu, dalam keterangannya disejumlah media, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan 63 persen wilayahnya berpotensi dilakukan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi.

Emil, sapaannya, menyebutkan sebagian besar wilayah di Jabar saat ini tidak menunjukkan pergerakan kasus virus corona (Covid-19).

Dari hasil PSBB provinsi, yang perlu diwaspadai 37 persen wilayah Jabar. Jadi 63 persennya punya potensi untuk dilakukan relaksasi pasca PSBB karena data menunjukkan pergerakan (kasus) tidak ada di 63 persen wilayah Jabar,” ucap Emil. Lalu, bagaimana dengan Subang? (ygi/sep)

0 Komentar