Ditengah Covid-19, Angka Kehamilan di Subang Menurun

Ditengah Covid-19, Angka Kehamilan di Subang Menurun
SOSIALISASI: Kepala DP23KBPA Kabupaten Subang, Dra. Nunung Suryani bersama petugas KB sosialasikan penggunaan alat kontrasespi ditengah covid-19 kepada masyarakat.YUGO EORPSI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Alat Kontrasepsi jadi Andalan

SUBANG-Angka kehamilan di Kabupaten Subang mengalami tren penurunan ditengah pandemi covid-19. Hal itu disebabkan adanya penerapan social distancing dan pemberlaukan WFH (Work From Home).

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk KB Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP23KBPA) Kabupaten Subang, Dra. Nunung Suryani mengungkapkan angka kehamilan di Kabupaten Subang selama pandemi covid-19 ini tidak mengalami peningkatan. Bahkan, cenderung menurun hal itu disebabkan pemakaian alat kontraspsi yang baik. “Ya bukannya meningkat, bahkan cenderug menurun. Mungkin ini juga dampak dari social distancing selama covid-19,” kata Nunung saat dihubungi Pasundan Ekspres, kemarin.

Selain itu, kata dia, upaya penekanan angka kehamilan yang sangat baik yang dilakukan oleh petugas DP23KBPA, bidan desa, petugas Puskemas yang terus memberikan sosialasi tentang mempertahankan penggunaan alat kontrasespi ditengah covid-19 kepada masyarakat. “Ini karena sosiliasi kami yang sangat baik dengan imbauan pemakaian alat kontrasepsi di tengah pandemi covid-19,” ujarnya.

Baca Juga:Empat Desa di Kecamatan Kalijati Mulai Salurkan BLT Dana DesaWakil Bupati Subang Ajak Dermawan Bantu Tetangga yang Kesusahan

Kepala Bidang Keluarga Berencana DP23KBPA Kabupaten Subang, Rosmayati mengatakan angka kehamilan baru ditengah pandemi covid-19 kurang dari target. Seperti contoh pada bulan Januari 2020 di satu desa target 8 ibu hamil, namun dalam kenyataannya tidak tercapai. Bahkan tidak ada peningkatan ibu hamil baru mulai dari bulan Januari, Feburari hingga Maret 2020. “Ya jika dilihat dari data Januari, Februari, Maret 2020 tidak ada peningkatan, bahkan tidak mencapai target,” ungkap Rosmayanti.

Warga Sukaresmi-Subang, Iin. D (30) mengaku suaminya sering berada di rumah sejak diberlakukannya WFH. Namun hal itu tidak meningkatkan hubungan intim, justru sebaliknya khawatir penyebaran covid-19. “Kita kan gak pernah tau, siapa yang bisa terpapar. Akhirnya hubungan intim jadi menurun walaupun di rumah saja,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Dadi S (34). Menurutnya, untuk berhubungan intim selalu menggunakan alat kontrasepsi lantaran takut hamil ditengah pandemi covid-19. Padahal sebelumnya, dirinya tidak pernah memakai alat kontrasepsi. “Ditengah pandemi covid-19 ini, khawatir hamil karenakan ekonomi sedang sulit seperti ini. Lebih baik jangan hamil dulu,” tukasnya.(ygo/sep)

0 Komentar