Selama Pendemi Covid-19, Hubungan Sesama Jenis Meningkat Hingga 300 Persen

Selama Pendemi Covid-19, Hubungan Sesama Jenis Meningkat Hingga 300 Persen
EDUKASI: Seorang pelajar SMK, Abdul Azis mendapat pemahaman bahaya HIV AIDS dari petugas Dinas Kesahatan Kabupaten Subang. YUGO EROPSI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Berisiko Tinggi Menularkan HIV AIDS

SUBANG-Penularan VID AIDS di Kabupaten Subang menempati posisi ke 6 di Provinsi Jawa Barat. Hal itu diungkapkan Pengelola Program IMS HID AID and Haram Reduction pada Dinas Kesehatan Subang, Suwata kepada Pasundan Ekspres, kemarin.

Menurutnya, penularan HIV AIDS tertinggi melalui hubungan seks sesama jenis (homoseks). Selain itu penyebaran HIV AIDS di tengah pandemi saat ini yang sedang trend adalah hubungan seks hetroseksual. “Bahkan hubungan seks sesama jenis meningkat seperti hubungan seks sesama laki-laki dan sesama wanita. Karena jangan salah hubungan seks sesama jenis antara wanita ke wanita juga bisa beresiko menyebarkan virus HIV AIDS,” ungkapnya.

Dia menyebut tingginya hubungan seks sesama jenis tesebut berdasarkan data layanan konseling pada triwulan akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020 ini, tercatat peningkatanya mencapai 300 persen. Padahal, di tahun-tahun sebelumnya, hanya berkisar di 3-5 persen. “Ini harus di waspadai bahwa penularan HIV saat ini sudah bergeser dari perilaku Hetrosekssual ke perilaku  seks sesama jenis,” ujarnya.

Baca Juga:Persiapan Paskibra Terhambat Pandemi Covid-19DPRD bersama Pemda Subang Segera Realisasikan Kegiatan Pemerintahan

Adapun berdasarkan test HIV AIDS dari sekitar 18 ribu masyarakat dari berbagai profesi ditemukan 195 kasus baru dari berbagai hubungan seperti seks heteroseksual, homoseks dan verintal hingga lesbian.

Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Sosial dan Napza Dinas Sosial, Dedi Ruhaedi mengatakan perilaku hubungan seks sesama jenis saat ini sangat mudah ditemui di Kabupaten Subang. Khususnya kasus itu banyak terjadi pada pekerja yang bekerja di pabrik. “Kebanyakan pasangan sesama jenis itu, wanita berdandan seperti wanita pada umumnya. Sedangkan yang laki-laki nya adalah wanita yang berpenampilan macho seperti laki-laki. Ada sebutannya juga, mereka seperti laki laki saja mulai dari potongan rambut dan lainya,” ungkap Dedi.

Disinggung soal prostitusi online di tengah pandemi covid-19, ia menyebut hal itu bisa saja terjadi lantaran terhimpit ekonomi. Sehingga banyak orang yang mencari jalan pintas dengan berinteraksi di aplikasi ponsel. “Gak nutup kemungkinan, karena kebutuhan dan juga tempat lokalisasi yang tutup mereka beralih ke aplikasi ponsel dalam ativitas seks,” pungkasnya.(ygo/sep)

0 Komentar