Ironi Petani Subang di Hari Tani, Masalah Pupuk hingga Sulit Air

Ironi Petani Subang di Hari Tani, Masalah Pupuk hingga Sulit Air
TANAM PADI: Para petani bisa mulai tanam padi setelah mendapat giliran air di tengah sulitnya air pada musim kemarau, belum lama ini. YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Hari Pertanian Tahun ini masih tetap menyisakan permasalahan bagi petani di Kabupaten Subang. Selain karena masih dalam situasi pandemi Covid-19, petani selain dengan dihantui biaya produksi padi yang makin membengkak juga terus dirundung masalah mulai dari pupuk hingga kesulitan air.

Salah satu petani Nana Suryana menyebut, pada Agustus lalu petani sempat dibuat kelimpungan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Sebab, dimana-mana terjadi kelangkaan pupuk, bahkan petani harus mencari hingga ke luar daerah seperti Indramayu.

“Tapi juga belum tentu dapat dengan mudah, tetap harus berkeliling, karena sama petani juga mencari pupuk. Kalaupun dapat harganya sudah 2-3 kali lipat,” ucap Nana.
Kala itu kondisi kelangkaan pupuk sudah diprediksi oleh stakeholder pertanian termasuk oleh Ketua KTNA Jawa Barat Otong Wiranta.

Baca Juga:Badan Kehormatan DPRD Subang Wajibkan Anggota Dewan Pakai SeragamPemdes Tanjungsari Barat Segera Bangun Pasar Desa

Otong menyebut, salah satu penyebab terjadinya kelangkaan pupuk tersebut karena terjadi pengurangan alokasi pupuk. “Biasanya untuk Subang saja itu 48.000 ton, namun realisasinya 32.000 ton. Tapi kita sudah bersurat baik ke Bupati maupun Gubernur, karena kebijakan penambahan alokasi pupuk ada di pusat, jadi kita ajukan penambahan kuota, ” kata H. Otong.

Sementara itu, Kepala UPTD Pertanian Pusakajaya Surni SP menyampaikan, hingga saat ini terkait dengan ajuan pupuk subsidi tambahan bagi para petani belum terealisasi termasuk untuk di Kecamatan Pusakajaya. “Pengajuan dari pak Kadis sebenarnya sudah, tapi memang sampai sekarang belum ada lagi realisasi pupuk subsidi tambahan itu,” kata Surni.

Disisi lain, pada Bulan Oktober mendatang, kalender tanam dijadwalkan sudah mulai memasuki musim tanam rendeng. Selain itu, pihaknya saat ini terus menggenjot pengisian e-RDKK untuk keperluan kartu Tani. Sebab, mulai 1 September lalu, Kartu Tani sudah mulai diberlakukan.

“Kemarin juga ada sosialisasi soal Kartu tani, Alhamdulillah untuk e-RDKK kita sudah terisi 95% dari total kebutuhan 7.814 ha di tahun 2021, mudah-mudahan untuk tahun depan ini bisa terpenuhi. Tapi untuk pupuk ajuan yang saat ini masih menunggu realisasi pengajuan,” tuturnya.

Disisi lain, petani diwilayah pantura khususnya terus berjibaku untuk mengawal air. Sebab, musim kemarau ini, petani kesulitan air karena saluran irigasi pun harus menggunakan sistem giliran untuk memenuhi kebutuhan air.

0 Komentar