Jamur Enoki Korea Selatan Masih Beredar, DKUPP Belum Terima Rekomendasi

amur Enoki Korea Selatan
PENGAWASAN: Kepala DKUPP Kabupaten Subang saat melakukan pengawasan di pasar tradisional. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Jamur Enoki yang diimpor dari Korea Selatan, diduga terkontaminasi bakteri listeria monocytogens dan bisa menyebabkan penyakit listerosis.

Masih beredarnya jamur enoki di Kabupaten Subang, DKUPP belum mendapat rekomendasi dari Dinkes untuk menangani hal tersebut. Badan Ketahanan Pangan (BKP) Republik Indonesia meminta agar importir jangan mengedarkan jamur enoki karena masih dilakukan investigasi terhadap jamur tersebut.

Kepala DKUPP Kabupaten Subang Drs Rahmat Faturahman mengatakan, saat ini sedang ramai perbincangan tentang jamur enoki yang merupakan jamur khas Korea. “Kami terus melakukan pengawasan ke pasar-pasar tradisional di Kabupaten Subang yang menjual jamur tersebut,” katanya.

Baca Juga:dr Maxi Sebut Desa Sindangsari Kecamatan Kasomalang Pionir Isolasi MandiriGus Ahad: Mayoritas Masyarakat Penerima Bantuan Sosial Ingin Dana Tunai

Rahmat tidak menampik masih ada pedagang di Kabupaten Subang seperi di pasar tradisional ataupun perbelanjaan modern, yang menjual jamur enoki. DKUPP belum bisa melakukan penarikan jamur enoki karena belum mendapatkan instruksi dan surat edaran dari pusat. “Jamur enoki masih beredar di Kabupaten Subang. Kita belum menarik jamur enoki, karena belum ada instruksi dari pusat,” katanya.

Mengenai Jamur Enoki, Rahmat mengatakan, seharusnya Dinkes Kabupaten Subang memberikan keterangan yang gambling. Pasalnya, komoditi jamur enoki kabarnya riskan dikonsumsi. Saat ini, sedang diinvestigasi oleh pemerintah pusat. Pihaknya juga masih menunggu rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, apakah ada penyakit yang bisa ditimbulkan jika masyarakat mengkonsumsi jamur enoki.

“Belum ada rekomendasi dari Dinkes Subang. Kalau kita kan, hanya dari pengawasan barang beredar saja,” tandasnya.

Rahmat mengatakan, imbauan tetap dilakukan kepada masyarakat ataupun pedagang. Jika ada instruksi atau aturan pemerintah mengenai jamur enoki tersebut agar dilaksanakan. “Patuhi instruksi pemerintah saja. Tapi intinya kita belum mendapatkan instruksi dari pemerintah,” ungkapnya.

Sementara itu, Warga Gang Babakan-Subang Nurhayati (34) mengaku tidak membeli jamur enoki dulu untuk dimasak. Sebab, ada kabar dari media masaa yang sedang mengupas bahaya jamur enoki tersebut. “Dulu pernah beli di pasar tradisional untuk di sop, sekarang jadi ga mau beli,” ungkapnya.(ygo/vry)

0 Komentar