Jembatan Cipunagara Terancam Putus, 10 Tahun Terakhir Pernah Bergeser

Jembatan Cipunagara Terancam Putus, 10 Tahun Terakhir Pernah Bergeser
AMBLAS: Kondisi tanah badan jalan di Jembatan Cipunagara yang ambruk, tepatnya di jalan raya Compreng arah Cipunagara, sebelah selatan jembatan Cipunagara Compreng. YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Badan jalan dekat Jembatan Cipunagara di Kecamatan Compreng alami longsor. Bahkan, longsoran yang terjadi Sabtu (21/3) lalu, mengakibatkan badan jalan ikut terkena longsor dan mengancam Jalan Kabupaten yang menghubungkan Compreng dengan Cipunagara juga Pusakajaya rawan ambruk.

Kondisi tanah badan jalan ambruk terjadi di jalan raya Compreng arah Cipunagara, persis sebelah selatan jembatan Cipunagara Compreng. Ketinggian longsoran mencapai 5-6 meter dengan lebar 3 meter dan panjang longsoran 6 meter. Lokasi ini berada di perbatasan Desa Mekarjaya dan Desa Jatireja Kecamatan Compreng.

Camat Compreng Asep Rudih menyebut, longsoran yang terjadi persis disebelah jembatan Cipunagara diduga karena ada pergeseran tanah tanggul. Menurutnya, harus segera dilakukan penanganan darurat.

Baca Juga:Desa Mekarjaya dan Jatireja Ajukan SodetanSepi Pengunjung Akibat Corona, Pengusaha Hotel Minta Pengurangan Pajak Hotel

“Harus ada penanganan darurat, membuat bronjong termasuk untuk badan jalan, kita sudah laporkan ke Pak Bupati dan BPBD, nanti segera berkirim surat,” ucap Camat Asep Rudih.

Selain itu, faktor lekukan aliran Sungai Cipunagara yang ada membuat aliran Cipunagara jika tinggi muka airnya (TMA) sedang tinggi, lurus menghantam tiang jembatan sebelah Selatan. “Memang ada Ambaro tapi turunan tanah terus terjadi karena tergerus air,” jelasnya.

Saat ini, kondisi badan jalan kabupaten tersebut sangat terancam. Sebab, kondisi badan jalan dengan tanah kini sudah sejajar. “Khawatirnya kalau tidak ditangani segera, ada mobil dengan tonase berat, ini jalan bisa amblas,” ungkapnya.

Ia juga telah berkoordinasi dengan Polsek Compreng untuk antisipasi adanya mobil berat yang melewati jalan tersebut atau dialihkan. Bahkan Camat Asep menyebut, langkah penanganan jangka panjang juga harus dilakukan.

Sebab, bilamana mengandalkan Bronjong atau rucuk, jika TMA Cipunagara kembali tinggi dalam 2-3 kali, dikhawatirkan akan kembali terjadi longsoran.

“Jika dilihat tadi, itu struktur jembatan saja sudah terlihat. Kalau ditahan pakai Bronjong saja, hanya akan tahan sementara. Langkah permanen membuat penahan dari paku alam harus dilakukan,” tambahnya.

Selain meminta Pemda Subang untuk melakukan penanganan darurat, Pemerintah Kecamatan Compreng bersama Desa Mekarjaya dan Jatireja akan kembali berkirim surat dan mengajukan proposal pada BBWS berkaitan dengan penanganan kondisi tanggul di Sungai Cipunagara Compreng.

0 Komentar