Kades se-Aceh Barat Daya Belajar Kelola BUMDes di Desa Rancabango

Kades se-Aceh Barat Daya Belajar Kelola BUMDes di Desa Rancabango
STUDY BANDING: Kegiatan studi banding Kades se-Aceh Barat Daya di Desa rancabango Patokbeusi YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Belum Diberi Modal Sudah Untung jadi Daya Tarik

Sebanyak 100 orang kepala desa dan ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dari Kabupaten Aceh Barat Daya, Banda Aceh belajar pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Rancabango, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kunjungan dilakukan sebanyak dua kali yakni pada tanggal 25 November, dan kunjungan kedua pada 5 Desember.
———————-
Kepala Desa Rancabango H Rasam Suherman menyampaikan, Desa Rancabango di bawah kepemimpinannya baru 10 bulan dua hari, tapi dalam hal pengelolaan BUMDes sudah bisa menyaingi BUMDes-BUMDes lain.

“Kami anggarkan penyertaan modal BUMDes di DD tahap 3. Sampai sekarang belum cair. Tapi omset BUMDes sudah ratusan juta,” kata H Rasam.

Direktur BUMDes Berkah Abadi Desa Rancabango, Ahmad Fauzi Ridwan,SE menyampaikan, yang membuat menarik para kepala desa dan BPD se-Kabupaten Aceh Barat Daya adalah soal pengelolaan BUMDes yang belum ada dana penyertaan modal tapi sudah jalan.

Baca Juga:Polsek Wanayasa Pasang Papan Peringatan LongsorDijual Tidak

“Katanya mereka tertarik soal BUMDes yang gak pake modal ko bisa jalan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, sebenarnya bukan tanpa modal, tapi SK yang dikeluarkan kepala desa hasil musdes pembentukan BUMDes itu lebih berharga dari modal financial. Karena dengan SK itu, BUMDes bisa mobile melakukan kerjasama dengan berbagai pihak.
“Kami gandeng perusahaan-perusahaan lain, terutama BUMN, untuk menjalankan BUMDes,” bebernya.

Adapun perusahaan yang sudah MoU dengan BUMDes Berkah Abadi, Desa Rancabango adalah PT Pertani untuk penangkaran benih, Bulog untuk penjualan beras atau sembako lainnya, PT Pos untum agen Pos, Bank BJB dan BRI untuk PPOB dan pembayaran pajak kendaraan serta PBB, Telkom masih proses untuk garap internet murah dan masih ada beberapa perusahaan lain.

“Karena tanpa modal, kami tidak menyetok barang. Tapi pengurus mobile cari konsumen. Saat ada pesanan kami kirim langsung ke tempat,” ujarnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, sejak mulai keluar SK tanggal 11 Februari 2019, BUMDes yang dikelolanya langsung bergerak, meski tanpa modal omsetnya terus naik, mulai dari Rp 60 juta, sampai sekarang ratusan juta.

“Omset terus naik tiap bulannya yah. Tapi tiga bulan terakhir sampai ratusan juta. Ini efek dari kerjasama dengan Perum Bulog Sub Divre Subang,” ujarnya.(ygi/vry)

0 Komentar