LBM Bersama Lesbumi Gelar Seminar Bedah Buku Islam Nusantara

LBM Bersama Lesbumi Gelar Seminar Bedah Buku Islam Nusantara
BEDAH BUKU: Nara sumber seminar bedah buku Islam Nusantara Uts. Ahmad Muntaha dari LBM Nu Jatim, bersama Ketua Panitia KH. Asep Saefuddin SPd. DADAN RAMDAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-LBM bersama LESBUMI PCNU Subang serta mahasiswa Politeknik Subang menyelenggarakn kegiatan bedah buku Islam Nusantara karya Tim PW LBM NU Jawa Timur.

Kegiatan bedah buku sendiri langsung oleh nara sumber Ust. Ahmad Muntaha AM dari LBM NU Jawa Timur dan KH. Jejen Zainul Mufid dari PCNU subang sebagai Pembanding, serta dimoderatori oleh ust. Toto Ubaidillah.
Acara berlangsung di Gedung Islamic Center, kemarin (29/1).

Kegiatan ini di hadiri oleh para jajaran pengurus PCNU Subang, Banom, Lajnah, MWC, ranting NU, mahasiswa, pelajar serta masyarakat umum.

Baca Juga:Kades Tidak Boleh Ganti Aparatur Desa40 Tim Ikuti Student Futsal Competition

Dalam paparannya Ust Ahmad Muntaha mengatakan secara garis besar Islam Nusantara yaitu Islam yang menghormati budaya, tradisi, menghormati kearifan lokal, selama tradisi itu tidak bertentangan dengan syariat Islam.

“Orang-orang yang menolak Islam Nusantara beranggapan bahwa Islam sudah final dan tak perlu menyertakan keterangan lain untuk menegaskan Islam yang satu,” katanya

Sementara pendukungnya berpendapat bahwa Islam Nusantara, merupakan corak Islam yang genuine dan tepat diaplikasikan di masyarakat Indonesia yang majemuk.

Ia menambahkan bahwa pendapat bahwa ‘Islam ya Islam’, tidak perlu embel-embel memang terkesan bombastis. “Namun, pendapat ini lemah secara metodologis dan historis” tambahnya.

Ia melanjutkan secara metodologis, Islam memiliki dua aspek, yaitu masalah ushul (pokok) agama dan furu’ (cabang) agama serta ibadah mahdhah (dengan dalil-dalil yang jelas) dan ghairu mahdhah (dengan dalil yang membuka penafsiran untuk dikreasi umat Islam).

Namun, secara historis, para penyebar awal Islam di Nusantara (Walisongo) justru berhasil ketika mengakomodasi budaya-budaya lokal di Nusantara.

“Sejauh tidak bertentangan dengan nilai-nilai atau ajaran Islam yang pokok, ekspresi keberagamaan dapat berubah karena substansinya telah diisi bacaan atau nilai/ajaran Islam. Dari situ budaya Islam di Nusantara berkembang dengan aneka ragam wadah,” tandasnya.

Baca Juga:Polsek Cipeundeuy Sosialisasikan Millineal Road SafetySSB Bareti Cari Bakat lewat Grassroot Football Festival

Pada Muktamar NU 2015 di Jombang, Jawa Timur, tema Islam Nusantara diangkat sebagai tema besar. Gelombang Islam transnasional dengan moda keberagamaan yang rigid dan klaim kebenaran sepihak membuat Nahdlatul Ulama merasa terpanggil untuk mengukuhkan kembali Islam Nusantara.

“Peneguhan ini penting meskipun secara organik apa yang disebut Islam Nusantara itu telah berkembang di masyarakat kita,” imbuhnya.

0 Komentar