Mengadu Nasib di Pasar Rambutan

Mengadu Nasib di Pasar Rambutan
PASAR DADAKAN: Pasar rambutan yang berada di antara jalan Purwadadi-Kalijati tepatnya di Desa Wanakerta dipenuhi pengepul dari seruluh wilayah di kabupaten Subang. INDRAWAN PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PURWADADI-memasuki masa panen rambutan, pasar rambutan berada di antara jalan Purwadadi-Kalijati tepatnya di Desa Wanakerta dipenuhi pengepul dari seruluh wilayah di kabupaten Subang.

Salah seoeorang pengepul trambutan atau dikenal dengan istilah kolecer Sodik, bercerita tentang awal mula tempat tersebut dikenal dengan istiah pasar rambutan, Sodik mengaku tidak tahu kapan awal mula tempat ini menjadi pasar rambutan, yang menjadikannya terkenal dengan istilah pasar rambutan adalah karena tempat tersebut sering dijadikan pertemuan antara para kolecer dengan bandar sebagai transaksi.

“Tepatnya kapan saya kurang tau, yang jelas pasar ini sudah ada sejak dulu. Awalnya karena sering dijadikan tempat transaksi rambutan aja antara kolecer dan bandar. Pertemuanya di sini, para kolecer yang habis metik dikebun warga, membawa rambutan dengan motor ke sini, lalau nanti ada bandar yang datang gitu,” Jelas Sodik pada pasundan ekspres kemarin (08/01)
Sedangkan salah satu pengepul lain Carta, mengaku bahwa pasar rambutan tersebut tempatnya mengadu nasib, menurutnya jika para kolecer sedang banyak karena panen raya seperti sekarang, kemudian bandar tak kunjung datang, saat itulah dirinya merasa bahwa nasib telah dipertaruhkannya.

Baca Juga:Bupati Sidak Kantor DPMPTSPDemo Lagi, Warga Keukeuh Minta Hitung Ulang Pilkades Jalancagak

“Adu nasib aja ini, kolecer banyak, bandar gak ada. Biasanya bandar datang lebih awal, karena jalan juga sekarang kan sudah lewat tol, yang dari Jakarta, Sukabumi, Garut, ada semua bandar itu, cuma sekarang gak tau belum ada satupun yang datang” Ujar Carta pada pasundan ekspres.

Dia juga memastikan jika sedang banyak kolecer begini, maka harga rambutan miliknya yang didapat dari kebun warga tersebut sudah dipastikan harganya akan jatuh.

“pasrah aja, sekarang barang sedang banyak, harganya juga pasti jatuh, biasa 8000 bisa jadi 5000 ini, cuma ya mau gimana dari pada gak di jual, masa mau dimakan sendiri.” Tambahnya.
Semakin sore, para kolecer semakin memadati area dari pasar rambutan di Purwadadi tersebut, motor dengan dua wadah besar di belakang di penuhi dengan rambutan berjajar sepanjang jalan menjadi pemandangan menarik. (idr/ded)

0 Komentar