Menilik Kesulitan Petani di Daerah Lumbung Padi Nasional

Menilik Kesulitan Petani di Daerah Lumbung Padi Nasional
CEK BIBIT: Kelompok Tani Kiara di Desa Sukadana Kecamatan Compreng saat sedang cek bibit. DOK PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Terlambat Aplikasi, Terpaksa Beli Pupuk Non Subsidi

Bagaimana jadinya negara tanpa petani? Apakah negara dapat memenuhi kebutuhan pokok manusia? Tanpa petani takkan ada kesehatan, cinta, kreativitas, karena aktivitas manusia diperoleh dari tenaga, dan tenaga itu diperoleh dari sumber makanan. Sumber makanan didapat dari usaha bercocok tanam yang dilakukan oleh para petani. Jasa petani begitu besar maka hormatilah pekerjaan mereka.

LAPORAN: INDRAWAN SETIADI, Subang

Membicarakan petani dan segala persoalannya, terlebih di Kabupaten Subang, memang tidak akan habisnya. Apalagi Subang didaulat pemerintah pusat sebagai salah satu daerah lumbung padi nasional, namun faktanya belum lama ini persoalan-persoalan yang memberatkan bagi seorang petani memproduksi padi masih saja banyak ditemukan di Subang.

Belum lama ini, salah satu persoalannya misalnya saja, seperti tepatnya pada bulan lalu, yang sempat dilanda kelangkaan pupuk bersubsidi, Para petani seperti di Kecamatan Pabuaran Subang mengaku tidak mengetahui apa penyebab kelangkaan pupuk tersebut.

Baca Juga:Saemaul Globalization Foundation Cegah Penyebaran Covid-19Adik: Pemerintah Harus Buat Petani Tenang

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat, Otong Wiranta mengatakan, para petani khususnya di Kabupaten Subang kini kesulitan mencari pupuk subsidi. Akibatnya petani terlambat melakukan aplikasi pupuknya. Sebagian kecil petani, kini terpaksa memilih menggunakan pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal.

“Dampaknya dari kesulitan mencari pupuk subsidi, petani kini telat melakukan aplikasi pupuknya. Kalaupun ada yang menggunakan pupuk non subsidi tapi jumlahnya tidak banyak karena harganya mahal,” kata Otong.

Hilangnya pupuk subsidi dipasaran ini, menurut Otong, diakibatkan alokasi pupuk subsidi untuk Kabupaten Subang sudah habis. Sebab aplikasinya pada tahun ini turun 35 persen dibanding tahun 2019. Otong berharap pemerintah segera mengeluarkan alokasi pupuk subsidi tambahan untuk para petani khususnya di Kabupaten Subang. “Harapan saya agar pemerintah segera mengeluarkan alokasi tambahan pupuk subsidi untuk petani, supaya kebutuhan untuk petani segera terpenuhi,” tambah Otong.

Menanggapi kelangkaan pupuk bersubsidi di kalangan petani Ketua DPRD Subang, Narca Sukanda kala itu ikut bersuara mendesak Pemkab Subang untuk segera melakukan langkah antisipasi. Menurut Narca, akibat kelangkaan pupuk bersubsidi jenis Urea dan SP36 di pasaran membuat para petani menjerit. Bahkan petani ada yang sampai tidak bisa tanam.

0 Komentar