Ngeri!! Homoseksual Penyumbang Terbesar Kasus Baru HIV dan AIDS  di Subang

Ngeri!! Homoseksual Penyumbang Terbesar Kasus Baru HIV dan AIDS  di Subang
YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES Pengelola program IMS, HIV-AIDS and Harm Reduction Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Suwatta menjelaskan ada 21 orang yang meninggal dengan HIV-AIDS.
0 Komentar

SUBANG-Selama kurun periode Januari-Juli  tahun 2021,  ada sebanyak 21 orang dengan HIV dan AIDS  meninggal dunia. Dinas Kesehatan Kabupaten Subang menemukan sebanyak 101 kasus baru. Bahkan, yang mengejutkan adalah perilaku seks menyimpang homoseksual merupakan penyumbang terbesar kasus HIV-AIDS tersebut.

Pengelola program IMS, HIV-AIDS and Harm Reduction Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Suwatta mengatakan, jika melihat dari data yang ada dalam periode Januari-Juli 2021 ini, ada sebanyak 21 orang yang meninggal dunia dengan HIV-AIDS di Kabupaten Subang. Menurutnya, hal tersebut ada beberapa faktor, ada yang kemungkinan lupa minum obat ARV, penyakit penyerta, dan juga lainnya. “Banyak faktor juga. Tapi yang jelas, ada 21 orang yang meninggal dunia dengan HIV-AIDS,” ungkap Suwatta saat dihubungi via ponsel, Kamis (26/8).

Disamping itu, Suwatta menjelaskan, di periode Januari-Juli 2021 ditemukan sebanyak 101 kasus baru. Pada era pandemi Covid-19 saat ini, paparan HIV-AIDS juga sangat berpotensi. Suwatta meminta kepada masyarakat Subang, agar selalu waspada dengan penyakit HIV-AIDS tersebut dan jangan memandang remeh. “Dari Kasus baru tersebut, penyumbang terbesarnya adalah dari Laki Suka Laki (LSL) atau homoseksual. 35 persen paparan HIV-AIDS berasal dari hubungan tersebut,” jelasnya.

Baca Juga:Penanganan Darurat Covid-19 Sesuai Inmen dan PerpresSoal Pembunuhan Sadis di Jalancagak Subang, Pengacara: Pak Yosep Sedang Bersama Istri Mudanya

Suwatta mengimbau kepada orang tua, kerabat dan lainnya, agar memperhatikan dan mengawasi anak-anaknya dalam bersosialisasi di lingkungan. Trend saat ini, HIV-AIDS mulai menyasar kepada generasi muda, yang pemaparan sangat cepat terjadi. “Waspada, generasi muda Subang terancam terinfeksi HIV-AIDS,” katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Rehsos dan Napza Dinas Sosial Kabupaten Subang, Dedi Ruhaedi mengatakan, meskipun hotspot di Pantura sudah jarang ada pelanggan, namun para PSK beralih ke aplikasi ponsel yang memudahkan mereka untuk bertransaksi seks dan kebanyakan usia-usia muda. “Ini juga harus diwaspadai, trend aplikasi ponsel juga makin menggeliat di Kabupaten Subang,” katanya.(ygo/vry)

0 Komentar