Nissan Akan PHK 20.000 Karyawan Sekaligus “Mematikan” Datsun

Nissan Akan PHK 20.000 Karyawan Sekaligus "Mematikan" Datsun
0 Komentar

JAKARTA – Nissan sedang mempertimbangkan untuk melepaskan 20.000 pekerjanya secara global. Pemutusan hubungan kerja ini akan meliputi jaringan Nissan di kawasan Eropa dan negara-negara berkembang.

Rencana ini muncul ketika Nissan akan mengumumkan strategi jangka menengah yang akan direvisi minggu depan. Dalam 3 tahun terakhir Nissan mengalami kesulitan meraup profit dari bisnis otomotif ini dan pandemi virus Corona semakin memperburuk situasinya. Belum lagi kasus internal terkait mantan bosnya, Carlos Goshn meluap dan tak terkendali.

Tahun lalu tepatnya bulan Juli Nissan berencana untuk memangkas 12.500 tenaga kerjanya dari total 140.000 karyawan yang dimilikinya. Jika rencana pemangkasan 20.000 tenaga kerja benar akan dieksekusi maka ini sama dengan kondisi ketika masa krisis ekonomi global di tahun 2009.

Baca Juga:Mulai dari Guru Madrasah hingga Guru Ngaji Dapat Bantuan KemenagAlhamdulillah! Pasien Sembuh Positif Covid-19 Terus Bertambah

Sebelum terkena dampak pandemi virus Corona penjualan dan laba Nissan telah merosot tajam. Rencana untuk ekspansi agresif yang masuk dalam agenda Carlos Ghosn pun kandas.

Dalam melewati masa sulit ini Nissan akan fokus untuk bergantung kepada kekuatan aliansinya dengan Renault dan Mitsubishi. Nissan bisa memangkas biaya teknologi dan pengembangan produk melalui mitranya tersebut.

Selain merumahkan pekerjanya, Nissan juga mempertimbangkan untuk membunuh ‘anaknya,’ yakni Datsun. Ini bukan kali pertama Nissan mematikan Datsun. Pada 1986 Datsun juga dipensiunkan oleh Nissan, untuk kemudian dihidupkan lagi pada 2013. Namun kini, tujuh tahun setelahnya, Datsun ternyata lagi-lagi dimatikan.

Meski belum ada konfirmasi, kabarnya pemangkasan biaya ini juga akan membuat Nissan menghentikan beberapa lini produksinya, di mana total menjadi 13 pabrik di seluruh dunia. Dengan kondisi seperti itu, Nissan diprediksi masih akan bisa memproduksi 5,4 juta mobil setiap tahun di seluruh dunia.(red/detik.com)

0 Komentar